This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 31 Mei 2013

Seputar Problem Utama Rumah Tangga Dan Cara Mengatasinya

Kehidupan rumahtangga tidak selamanya berjalan mulus. Sesekali, pasti ada saja gelombang yang menerpa. Seberapa besar masalah yang datang, semua tergantung bagaimana Anda dan suami menyikapinya. Komunikasi yang kurang bagus sering menjadi pangkal utama masalah muncul antara pasangan suami istri.
Banyak hal bisa menjadi sumber konflik dan menyebabkan sebuah persoalan dalam rumah tangga. Bahkan, masalah yang seharusnya tidak diributkan pun bisa menjadi persoalan besar yang tak kunjung selesai. Namanya juga menyatukan dua kepribadian, pasti tidak gampang. Yang penting adalah, bagaimana Anda menjadikan perbedaan itu menjadi sesuatu yang indah. Di bawah ini ada 8 sumber konflik yang perlu diketahui pasangan dan bagaimana menyelesaikannya:

1. PENGHASILAN
Penghasilan suami lebih besar dari penghasilan istri adalah hal yang biasa. Namun, bila yang terjadi kebalikannya, sang istri yang lebih besar, bisa-bisa timbul masalah. Suami merasa minder karena tidak dihargai penghasilannya, sementara istri pun merasa dirinya berada di atas, sehingga jadi sombong dan tidak hormat lagi pada pasangannya.

Solusi
Walaupun penghasilan Anda lebih besar dari suami, cobalah untuk bersikap bijaksana dan tetap menghormatinya. Hargai berapa pun penghasilannya, sekalipun secara nominal memang sedikit. Pasalnya, jika Anda terus menerus mempersoalkan penghasilan suami, persoalan bisa malah semakin besar.

2. ANAK
Ketidakhadiran anak di tengah-tengah keluarga juga sering menimbulkan konflik berkepanjangan antara suami-istri. Apalagi jika suami selalu menyalahkan isri sebagai pihak yang mandul. Padahal, butuh pembuktian medis untuk menentukan apakah seseorang memang mandul atau tidak.

Solusi
Daripada membiarkan masalah tersebut berlarut terus-menerus, lebih baik bicarakan dengan suami. Ajaklah suami untuk bersama memeriksakan ke dokter. Jika dokter mengatakan bahwa Anda dan suami sehat, berarti kesabaran Anda dan pasangan tengah diuji oleh yang Maha Kuasa. Namun, bila memang sudah bertahun-tahun kehadiran si kecil belum datang juga, Anda dan suami bisa menempuh cara lain, misalnya dengan adopsi anak.

3. KEHADIRAN PIHAK LAIN
Kehadiran orang ketiga, misalnya adik ipar ataupun famili yang lain, keluarga kadangkala juga bisa menjadi sumber konflik dalam rumahtangga. Hal sepele yang seharusnya tidak diributkan bisa berubah menjadi masalah besar. Misalnya soal pemberian uang saku kepada adik ipar oleh suami yang tidak transparan.

Solusi
Keterbukaan adalah soal yang utama. Sebelum Anda dan suami memberikan bantuan, baik ke pihak Anda ataupun suami, sebaiknya terlebih dulu dibicarakan, berapa dana yang akan dikeluarkan, dan siapa saja yang bisa dibantu. Dan ini harus atas dasar kesepakatan bersama. Agar jangan saling curiga, adakan sistem silang.
Artinya, untuk bantuan kepada keluarga Anda, suami-lah yang memberikan, demikian juga sebaliknya. Dengan demikian, semuanya akan transparan dan tidak ada lagi jalan belakang.

4. SEKS
Masalah yang satu ini seringkali menjadi sumber keributan suami-istri. Biasanya yang sering komplain adalah pihak suami yang tak puas dengan layanan istri. Suami seperti ini umumnya memang egois dan tidak mau tahu. Padahal, banyak hal yang menyebabkan istri bersikap seperti itu. Bisa karena letih, stres ataupun hamil.

Solusi
Istri atau suami yang punya masalah dengan hubungan seks dengan pasangan, sebaiknya berterus-terang. Ini dimaksudkan agar pasangan tidak curiga dan menuduh yang macam-macam. Ungkapkan saja keadaan Anda, dan mengapa gairah seks Anda menurun. Suami atau istri yang baik pasti memahami kondisi tersebut dan tidak akan banyak menuntut, dan mencari jalan keluar yang menguntungkan ke dua belah pihak.

5. KEYAKINAN
Biasanya, pasangan yang sudah berikrar untuk bersatu sehidup-semati tidak mempersoalkan masalah keyakinan yang berbeda antar mereka. Namun, persoalan biasanya akan timbul manakala mereka mulai menjalani kehidupan berumahtangga. Mereka baru sadar bahwa perbedaan tersebut sulit disatukan. Masing-masing membenarkan keyakinannya dan berusaha untuk menarik pasangannya agar mengikutinya. Meski tak selalu, hal ini seringkali terjadi pada pasangan suami-istri yang berbeda keyakinan, sehingga keributan pun tak dapat terhindarkan.

Solusi
Kondisi di atas akan menjadi konflik yang berkepanjangan bila masing-masing pihak tidak memiliki toleransi. Biasanya, pasangan yang berbeda keyakinan, sebelum menikah, sepakat untuk saling menghargai keyakinan pasangannya dan membuat kesepakatan tentang anak-anak harus mengikuti keyakinan siapa. Nah, tetaplah pegang janji itu, dan cobalah untuk saling menghargai. Kalaupun di tengah jalan Anda atau pasangan sepakat untuk memilih satu keyakinan saja, sebaiknya ini bukan karena unsur paksaan.

6. MERTUA
Kehadiran mertua yang terlalu ikut campur dalam urusan rumahtangga anak dan menantunya seringkali menjadi sumber konflik.

Solusi
Timbul rasa kesal boleh-boleh saja, namun tetap harus terkendali. Bila Anda tidak berkenan dengan komentar ataupun teguran dari mertua, jangan langsung mengekspresikannya di depan mertua. Cobalah berpikir tenang, ajaklah suami bertukar pikiran untuk mengatasi konflik Anda dengan orangtua. Ingat, segala sesuatu, jika diselesaikan dengan pikiran tenang, hasilnya akan baik.

7. RAGAM PERBEDAAN
Menyatukan dua hati, berarti menyatukan dua kepribadian dan selera yang juga berbeda. Misalnya suami seorang yang pendiam, sementara istri cerewet dan meledak-ledak emosinya. Suami senang makanan manis, istri senang makanan yang serba pedas. Nah, kedua pribadi ini bila disatukan biasanya tidak nyambung, belum lagi soal hobi atau kesenangan. Suami hobi berlibur ke pantai, sementara istri lebih suka berlibur di tempat yang ramai. Masing-masing tidak ada yang mau ngalah, akhirnya ribut juga.

Solusi
Perbedaan-perbedaan ini akan terus ada, meski umur pernikahan sudah puluhan tahun. Namanya saja menyatukan dua kepribadian. Jadi, kunci untuk mengatasi perbedaan ini adalah saling menerima dan mengisi.
Kalau suami Anda seorang yang pendiam diimbangi dengan jangan terlalu cerewet. Begitupun soal kesenangan. Tak ada salahnya mengikuti kesenangannya berlibur ke pantai. Mencoba sesuatu yang baru itu indah, selain menghindari pertengkaran, Anda juga mendapatkan pengalaman baru.

8. KOMUNIKASI TERBATAS
Pasangan suami-istri yang sama-sama sibuk biasanya memiliki sedikit waktu untuk berkomunikasi. Paling-paling mereka bertemu saat hendak tidur, sarapan pagi atau di akhir pekan. Terkadang, untuk makan malam bareng pun terlewatkan begitu saja. Kurangnya atau tidak adanya waktu untuk saling berbagi dan berkomunikasi ini seringkali menimbulkan salah pengertian. Suami tidak tahu masalah yang dihadapi istri, demikian juga sebaliknya. Akhirnya, ketika bertemu bukannya saling mencurahkan kasih sayang, namun malah cekcok.

Solusi
Sesibuk apapun Anda dan suami, tetapkan untuk berkomitmen bahwa kebersamaan dengan keluarga adalah hal yang utama. Artinya, harus ada waktu untuk keluarga. Misalnya sarapan dan makan malam bersama. Demikian juga dengan hari libur. Usahakan untuk menikmatinya bersama keluarga. Jadi, walaupun Anda dan suami bekerja seharian di luar rumah, namun keluarga tidak terbengkalai. Waktu untuk keluarga dan karier harus seimbang. Anda dan suami harus pintar membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga.

Cekcok bisa didefenisikan sebagai bertengkar; berselisih; berbantah. Banyak hal yang bisa memancing atau menyebabkan timbulnya percekcokan atau perselisihan dengan orang lain. Salah satunya adalah perbedaan, kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan diciptakan berbeda-beda, anak yang kembar identik sekalipun tetap masih memiliki perbedaan.

Perbedaan-perbedaan inilah yang terkadang memancing kita untuk berselisih paham dengan orang lain, mungkin perbedaan pendapat, pandangan, dan lain-lain, karena kita mengganggap bahwa pendapat atau pandangan kitalah yang paling benar dari semua orang.

Sebenarnya asal kita mau untuk menyelesaikannya pertengkaran atau percekcokan bisa diselesaikan tanpa harus menunggu sampai menjadi pertengkaran yang besar. Mungkin langkah-langkah yang dikemukakan oleh Rick Warren dalam bukunya, “The purpose driven life” dapat memberikan solusi bagi kita untuk dapat memulihkan hubungan kita yang sedang mengalami keretakan dengan keluarga, pimpinan, sahabat dan lain-lain.

Ada 6 langkah-langkah yang dapat memberikan solusi kepada kita untuk memulihkan hubungan kita yang mengalami keretakan ;

1. Berbicaralah kepada Allah.
sebelum berbicara kepada orang tersebut ada baiknya Jika kita mau untuk mendoakan konflik yang kita alami terlebih dahulu dan bukan malah mengossipkannya kepada teman-teman yang lain, maka kita akan sering menemukan bahwa Allah dapat mengubah hati kita terhadap orang yang kepadanya kita sedang cekcok.

 2. Selalu mengambil inisiatif.
Tidak peduli apakah kita yang melukai atau yang dilukai. Allah ingin agar kita mengambil langkah pertama untuk mendekati orang tersebut.

3. Bersimpati terhadap perasaan-perasaan.
Hendaknya kita lebih banyak menggunakan telinga kita daripada mulut kita. Bersabarlah menampung kemarahan orang lain, karena dengan kita mau mendengarkan sama artinya dengan kita berkata , “Saya menghargai pendapat anda, saya perduli dengan hubungan kita dan anda berarti bagi saya”. Ingatlah pepatah yang mengatakan bahwa “Mulutmu adalah harimau mu” yang mengajarkan kepada kita agar kita tetap berhati-hati dengan setiap perkataan yang keluar dari bibir mulut kita.

4. Akui peranan kita dalam konflik.
Kita sebaiknya dapat mengawali pemulihan hubungan itu dengan mengakui kesalahan kita dan jangan pernah bersikap seolah kitalah yang paling benar.

 5. Seranglah masalahnya bukan orangnya.
Kita tidak mungkin membereskan masalah jika kita sibuk mencari siapa yang bertanggung jawab. Kita tidak bisa menjelaskan pikiran kita dengan marah, karena itu kita dapat memilih kata-kata yang lebih bijak. Dan bukan malah kata-kata yang memojokkan orang lain.

6. Mengutamakan rekonsiliasi dan bukan resolusi.
Adalah tidak realistis kalau mengharapkan bahwa semua orang setuju dengan pendapat kita. Semua orang bisa saja memiliki pendapat yang berbeda-beda. Dengan adanya rekonsilisai berarti kita mau melupakan perbedaan pendapat itu. “Pertengkaran bisa diselesaikan asal kita mau menyelesaikannya” karena memulai pertengkaran seperti membuka jalan air, dan akhirnya mengalir….mengalir….mengalir……. banjir bandang deh
Pasangan yang baru meningkah atau juga bisa dikatakan pasangan muda memang paling rentan terjadinya pertengkaran. Hal itu wajar karena keduanya masih dalam tahap pengenalan dan saling memahami karakter masing-masing.
Bahkan ada beberapa pasangan muda yang memilih untuk bercerai untuk mengakhiri pertengkaran tersebut. Bahkan hal itu juga sering terjadi bagi mereka yang menikah berbeda suku, agama dan ras. Apapun alasannya, bercerai bukanlah jalan keluar untuk menyelesaikan masalah. Untuk itu berusahalah untuk bersabar dan terus belajar dengan beberapa pasangan tua yang ada dilingkungan sekitar anda seperti orang tua anda. Jangan sampai anda mengorbankan mahligai pernikahan anda apalagi jika hubungan kalian telah dikarunia buah hati, hal itu akan berdampak buruk pada anak anda.
Jika anda berfikir positif dari pertengkaran itu, maka bisa dipastikan hubungan anda akan tetap harmonis. Permasalahan-permasalahan yang sering terjadi pada pasangan muda biasanya tidak jauh dari masalah keuangan, mengatur rumah tangga, seks, anak hingga turut campurnya mertua pada hubungan anda.
Ditahun-tahun awal, hubungan pernikahan anda pasti akan mengalami hal tersebut, untuk itu marilah kita belajar untuk mengatasi masalah tersebut dengan beberapa tips dibawah ini:
1. Menerima Kenyataan
Pasangan muda pasti atau pasangan yang baru menikah kurang dari satu tahun dipastikan akan menghadapi yang namanya konflik, hal itu wajar karena kalian baru saja melewati masa-masa bahagia saat bulan madu. Ketika waktu udah selesai, maka akan timbul beberapa konflik kecil yang harus anda selesaikan dengna baik-baik tanpa harus ada pertengkaran.
2. Menerima Perbedaan
Kurang lamanya waktu masa berpacaran sering kali membuat hubungan kali menimbulkan pertengkaran kecil atau perdebatan tentang perbedaan pendapat. Belajarlah untuk saling bertoleransi dan menerima perbedaan antar satu dengan yang lainnya.
3. Tingkatkan Kepercayaan
Harus anda terima kenyataan itu, karena pasangan suami istri adalah pasangan hidup anda sampai maut menjemput. Hal itu bisa anda lakukan dengan cara membangun/meningkatkan kepercayaan antar satu dengan lainnya. Rasa kepercayaan terhadap suami/istri adalah kunci keharmonisan hubungan anda pasangan muda.
4. Tingkatkan Gairah
Salah satu meningkatkan keharmonisan serta menghindari adanya pertengkaran yaitu dengan meningkatkan gairah seks kalian. Dengan meningkatkan gairah tersebut anda akan dapat merasa lebih sabar ketika menemui perbedaan pendapat dengan pasangan anda.
5. Mempererat Persaudaraan
Selain keempat cara diatas, anda juga dapat meningkatkan/mempererat persaudaraan dengan keluar besar pasangan anda. Menjaga komunikasi dengan baik dengan keluarga besar pasangan anda atau sekedar silahturahmi dengan keluarga besar adalah salah satu cara anda untuk menghindari konflik/pertengkaran dengan pasangan anda.
Kelima cara diatas dapat membantu hubungan anda tetap harmonis serta menghindari adanya pertengkaran yang tidak perlu. Untuk itu tetaplah belajar menerima apapun perbedaan yang ada pada hubungan anda. Semoga hubungan keluarga baru/pasangan muda anda tetap harmonis.

Memasuki kehidupan berkeluarga, seorang pria dan wanita pastilah memerlukan penyesuaian satu sama lain. Dalam masa penyesuaian ini mereka barulah melihat adanya kekurangan dalam diri pasangannya yang mungkin pada saat pacaran belum terlihat. Sebelum berkeluarga mereka memiliki kebiasaan dalam keluarganya misalnya makan malam bersama dimana pada saat tersebut mereka dapat saling menceritakan kejadian yang dialami hari itu. Mungkin kebiasaan tersebut tidak ada  
dalam keluarga pasangannya, sehingga di saat mereka telah menikah pasangannya agak susah untuk mengikuti kebiasaan tersebut.
 Pada dasarnya pria dan wanita berbeda dalam hal berkomunikasi. Seorang wanita sebelum menikah memiliki teman bercerita antara lain ibunya ataupun teman dekat yang setia mendengarkan ia berkeluh kesah mengenai aktivitasnya hari itu. Tetapi setelah menikah ia kehilangan orang yang bersedia mendengarkan tanpa memberikan komentar. Suaminya di saat pulang sudah lelah dengan beban kerjaan di kantor sehingga setiap perkataan istrinya dianggap sebagai omelan dan dia tidak membutuhkan itu.
Seorang wanita memiliki kebutuhan untuk didengarkan di saat ia berbicara tanpa adanya komentar dari pasangannya. Tetapi hal tersebut tidak diperolehnya dari suaminya. Suaminya lebih senang bila pulang kerja duduk membaca koran atau menonton TV. Sebenarnya dengan membaca koran atau menonton TV merupakan cara pria untuk melupakan masalah di kantor dan dia ingin rileks. Tetapi hal tersebut tidak ditemuinya di rumah. Begitu dia pulang, istri telah menyambutnya dengan menanyakan “Bagaimana Pa, pekerjaan di kantor?” atau “Apakah masalah A itu telah selesai?” Istri menanyakan hal tersebut karena begitulah ia ingin diperlakukan. Ia ingin menceritakan kejadian di kantor pada orang yang disayanginya dan ingin menawarkan penyelesaian. Tetapi jawaban suami “Oh, baik, Ma” Jawabannya hanya singkat karena dia perlu waktu menyendiri sebelum dia dapat mendengarkan istrinya bercerita. Tetapi ungkapan singkat tersebut bagi istri “Wah, dia sudah tidak sayang lagi denganku.” Mulailah timbul perselisihan di antara mereka.
Suami yang mendapat perlakuan tersebut terus menerus menjadikannya enggan untuk pulang ke rumah bila ia tidak siap dengan pertanyaan istrinya. Istri yang tidak mendapat tanggapan dari suami akan marah karena menganggap suaminya sudah tidak sayang lagi dengannya.
 Sebenarnya masalah tersebut dapat diselesaikan dengan mudah bila masing-masing pihak menyadari adanya perbedaan kebutuhan antara pria dan wanita. Seperti telah kita ketahui dalam artikel 12 Jenis Cinta ada perbedaan kebutuhan antara pria dan wanita. Dalam masalah di atas dapat diselesaikan dengan si suami berterus terang pada istrinya bahwa ia perlu waktu menyendiri beberapa saat dan minta pengertian istrinya, dia bisa saja berkata “Oh, baik, Ma tapi saya perlu waktu istirahat sebentar, Papa sayang sama Mama“. Istripun harus dapat menerima keinginan pria untuk menyendiri dan dia melakukan aktivitasnya yang lain.
Bila istri perlu waktu untuk bicara mengenai kegiatannya hari itu, pria dapat menanggapinya hanya dengan mendengarkan sambil mangut-mangut ataupun menanyakan sesekali “Lalu, bagaimana?” atau “Lucu sekali” bila istrinya menceritakan suatu lelucon. Suami tidak perlu memberikan komentar ataupun memberikan nasihat bila tidak diminta. Dengan didengarkan istri merasa mendapatkan perhatian dan cinta dari suaminya dan ia dapat memberi lebih banyak lagi pada suaminya. Suami yang melihat istrinya gembira akan gembira pula karena ia merasa dapat membahagiakan istrinya.
 Kadang-kadang bila istri sedih, suami menganggap istri memerlukan waktu sendiri seperti halnya dirinya. Suami mulai menanyakan “Ada apa, Ma, mengapa Mama bersedih ? Biasanya jawaban istri “Nggak ada apa-apa, Pa” padahal dibalik kata-kata tersebut dia ingin suaminya mengajukan lebih banyak pertanyaan dan menariknya keluar. Perkataan istri “Nggak ada apa-apa” biasanya menandakan ada sesuatu yang tidak beres dan dia perlu seorang pendengar yang menaruh minat dan peduli padanya. Dia ingin ditanyai dan pertanyaan-pertanyaan itu akhirnya akan membantunya membuka diri.
Pemahaman yang baik akan kebutuhan emosionil pria dan wanita akan membawa pada kebahagiaan rumah tangga.

Seputar masalah perceraian

Maka marilah kita kita membuka mata dan merenungkannya dengan pikiran yang jernih mengapa perceraian dibenci oleh Allah. Tak lain karena perceraian pada hakikatnya bukanlah solusi untuk mengatasi masalah, melainkan cara untuk melarikan diri dari masalah. Padahal Allah lebih mencintai orang-orang yang tekun dan sabar dalam perjuangannya sebagaimana firman-Nya:



…Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. [Q.S. an-Nisaa' 4:19]

Kalaulah surga yang menjadi tujuan kita, seberat apa pun perjuangan dan pengorbanan yang harus dilakukan, kita akan tetap berupaya mempertahankan keutuhan pernikahan. Bahkan, pernikahan yang di dalamnya penuh dengan onak dan duri, bila disikapi dengan positif, merupakan “jalan pintas” yang disediakan Allah untuk memperoleh surga-Nya.
 
Tidak dapat dipungkiri fakta berkata bahwa banyak sekali orang yang buta akan hukum keluarga khususnya bila ada orang yang mengalami musibah masalah keluarga seperti “perceraian”. Diperkirakan 80% problema hukum keluarga terbesar adalah tentang hukum perceraian. Dan pada kenyataannya di Pengadilan Agama setiap hari menerima setumpuk gugatan perceraian. Luar biasa! Padahal budaya Timur kita seharusnya men-sakral-kan arti sebuah perkawinan, tapi fakta berkata lain. Setiap tahun grafik perkara perceraian terus meningkat dan tentunya makin banyak korban dari akibat perceraian itu sendiri, siapakah korban perceraian? Tidak bukan adalah anak-anaknya mereka sendiri.
Namun, memang perceraian hadir ditengah-tengah kehidupan tanpa diundang dan tidak diinginkan, sama halnya dengan hidup-mati, nasib dan rezeki manusia. . . . . tiada orang yang tau, manusia hanya bisa berusaha tapi Tuhan yang menentukan. Sama halnya dengan 'perceraian' itu sendiri.
Perceraian merupakan suatu proses dimana sebelumnya pasangan tersebut sudah (pasti) berusaha untuk mempertahankannya namun mungkin jalan terbaiknya adalah suatu "perceraian". Oleh sebab itu, situs ini juga memberikan "konsultasi cuma-cuma" untuk mendiskusikan permasalahan rumahtangga guna semata-mata untuk mendamaikan, meng-urungkan niatnya bercerai, bahkan bila memungkinkan kami bersedia dijadikan mediator agar solusi masalah keluarganya terselesaikan, namun keputusan tetap di tangan orang itu sendiri karena dia-lah yang tau apa yang terbaik buat kehidupannya.
Mohon dimengerti bahwa terkadang perceraian harus terjadi untuk meghindari KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), untuk perlindungan anak-anaknya yang masih balita, untuk masa depan anak-anaknya, atau malah untuk mendapatkan keturunan. Bila perceraian harus terjadi oleh alasan-alasan tersebut, bukankah itu suatu keputusan yang "arif-bijaksana".
Oleh sebab itu, ternyata dalam berproses perceraian di pengadilan itu banyak sekali orang-orang tersesa

Cerai yang dalam bahasa ‘Arab di sebut “Ath-tholaaq” itu mengandung arti memutuskan atau meninggalkan. Menurut istilah, cerai adalah melepaskan ikatan perkawinan dan mengakhiri hubungan suami isteri.
Di dalam Islam, pada prinsipnya perceraian itu di larang, kecuali, kalau ada alasan-alasan obyektif yang menuntut adanya sebuah perceraian antara suami isteri.
Dari Ibn ‘Umar r.a., ia telah menyampaikan, Rasuulullaah SAW telah bersabda : “Perbuatan halal yang paling di benci oleh Allah (Ta’alaa) adalah perceraian”. (Hadits Riwayat Abu Daud).

Mengapa perceraian antara suami isteri itu halal namun di benci oleh Allah SWT ?
Perceraian itu di benci oleh Allah SWT karena perbuatan tersebut dapat di golongkan termasuk ke dalam sikap kufur (tidak bersyukur) terhadap nikmat-nikmat yang telah di berikan oleh Allah SWT. Sebab, di dalam pernikahan itu terdapat beberapa kenikmatan yang telah di berikan oleh Allah SWT ciptakan melalui hukum alam kemanusiaan. Sedangkan, sikap kufur nikmat di dalam Islam itu sangat di larang. Oleh sebab itu, perceraian itu tidak di perbolehkan selain dalam keadaan darurat.
Keadaan darurat yang amat beragam itu mempengaruhi penerapan hukum perceraian. Sehingga, ada kalanya wajib, haram, nadb, dan ada kalanya pula mubah.
Jenis-jenis penerapan hukum perceraian dapat di lakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
a.     Wajib cerai adalah perceraian yang harus di lakukan oleh seorang suami atas dasar keputusan Hakim terhadap suami isteri yang di landa konflik kronis, sehingga, sukar untuk di rukunkan lagi. Demikian pula, bagi seorang suami yang meng-ila isterinya, dan, telah berlalu waktu tunggu selama 4 bulan, dengan tidak ada tanda-tanda kebaikan.
b.     Haram Cerai adalah perceraian yang di lakukan tanpa alasan apa-apa. Para ‘ulama berpendapat bahwa hukum perbuatan tersebut adalah haram, karena, tindakan seperti itu tidak hanya membawa mudlarat (bahaya) bagi isterinya, tapi juga bagi dirinya dan anak-anaknya.
c.      Nadb (sunnah) Cerai adalah perceraian yang di lakukan oleh suami karena sebab seorang suami melihat bahwa isterinya itu selalu tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban agama, seperti, meninggalkan sholat, puasa, dan kewajiban-kewajiban lainnya, dan tidak mempedulikan berbagai larangan agama, serta, sulit sekali memperbaikinya.
d.     Mubah Cerai yaitu perceraian yang di lakukan oleh seorang suami terhadap isterinya karena sebab akhlaqnya yang tidak baik, pelayanannya tidak harmonis, dan, tindakan-tindakannya tidak terpuji, yang membuat tujuan berumah tangga tidak dapat tercapai.

Bagaimana mengenai hak men-cerai-kan ?
Menurut Undang-Undang Negara Kesatuan Republik Indonesia No.1 tahun 1974, perceraian itu harus di lakukan di depan sidang Pengadilan Agama (Pasal 39 ayat 1), setelah pengadilan itu tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.
Menurut ketentuan di dalam hukum Islam itu adalah hanya seorang suami yang berhak menceraikan. Walaupun demikian, pengajuan gugatan cerai dapat pula di lakukan oleh seorang isteri terhadap suaminya atau melalui kuasa hukumnya.

Mengapa hak cerai itu hanya ada pada seorang suami ?
Karena, seorang suami yang berkewajiban memberi nafkah kepada isterinya, memberikan tunjangan pada saat perceraian dan nafkah hidup mantan isterinya selama masa ‘iddah. Selain itu pula, secara alamiah, laki-laki lebih bersikap rasional dari wanita, sehingga seorang suami tidak akan mudah melontarkan kata-kata cerai hanya karena persoalan-persoalan sepele.

Apakah perceraian antara suami isteri itu ada hikmahnya menurut Islam ?
Perceraian mengandung beberapa hikmah, yaitu :
a.     Menghindarkan diri dari kesulitan hidup akibat hubungan yang tidak cocok antara suami dengan isterinya, yang sekiranya di pertahankan terus akan semakin bertambah kesulitannya.
b.     Menghindarkan diri dari perbuatan selingkuh dengan orang lain di luar pasangannya, sebagai akibat dari pernikahan yang tidak kafa-ah (sesuai/cukup/cocok) dan melemahkan gairah seksual.

DAMPAK DARI SEBUAH PERCERAIAN

Bisa negatif dan bisa positif bro.
Negatif, karena pokok gugatan berasal dari ego masing-masing. Biasanya anak yang menjadi korban.
Positif, bila salah satu diantara pasangan tsb melakukan tindakan tidak terpuji atau bahkan melampiaskan kekesalan pada anak. Dengan bercerai akan menyelesaikan masalah. Satu sisi yang mempunyai ego akan terlepas seperti burung terlepas dari sangkar. Sisi lain akan memberikan ketenangan bagi lainnya karena tidak ada rongrongan. Serta bagi anak juga terlepas dari siksaan akibat pelampiasan kekesalan dengan catatan anak mengikuti orang tua yang bertanggung jawab.

Dan bagiku lebih baik bercerai, memang psikologi anak terganggu. Tapi apakah akan menjamin anak lebih dewasa serta tidak meniru perbuatan buruk orangtuanya yang sering bertengkar dihadapannya. Dan ceraipun bisa rujuk lagi. Jadi dengan kata lain, cerai itu akan membuat kedua belah pihak intropeksi diri dan menyadari akan kebutuhan dari sebuah keutuhan keluarga.

Jadi tergantung dari mana menilai arti sebuah perceraian.

 

Pengaruh Perceraian Pada Anak-anak

Perceraian orang tua dapat memberikan berbagai dampak dan pengaruh pada anak-anak. Dalam beberapa kasus, seorang anak merasa semakin bahagia ketika orang tua tidak tinggal satu rumah lagi karena mereka bosan dengan pertengkaran dan percekcokan yang terus saja terjadi di rumah. Tetapi dalam beberapa kasus, ini dapat menjadi salah satu usaha yang sangat berat bagi seorang anak untuk beradaptasi bila ia memang harus hidup hanya dengan ayah atau ibunya saja.
Walaupun demikian, pengaruh perceraian orang tua juga bergantung pada umur sang anak. Jika perceraian terjadi pada anak yang masih sangat belia, maka secara umum ini akan memberi pengaruh yang sedikit dibandingkan bila sang anak sudah cukup umur untuk memahami arti sebuah perceraian. Bila anak makin besar, maka mereka memiliki kecenderungan untuk melihat, memahami, dan mendengar apa yang sebenarnya terjadi pada orang tua mereka. Seorang anak kadang merasa tidak dapat memilih kemana ia akan mendukung salah satu orang tuanya.
Terkadang, perceraian orang tua juga dapat mempengaruhi anak remaja dan menjadikannya stress karena ia merasa tidak akan mendapat kasih sayang melimpah seperti yang biasa didapatkan saat orangtuanya masih hidup bersama. Bahkan dalam beberapa kasus, adanya perceraian orang tua terkadang membuat anak menyalahkan diri sendiri. Ia mengutuk dirinya karena merasa ia-lah yang menjadi penyebab kenapa orang tua harus berpisah.
Namun, sang anak tidak dapat berbicara pada orang tua atau pun orang lain secara terbuka. Mereka cenderung untuk menyimpan perasaan bersalah di dalam hati. Bila memang orang tua memutuskan untuk bercerai, sebagai orang dewasa setidaknya mereka melakukan beberapa pendekatan yang elegan pada anak dan meyakinkan anak-anak bahwa mereka akan selalu ada kapan pun sang anak membutuhkan orangtua.
Mendiskusikan rencana perceraian kepada anak-anak dengan duduk bersama menjadi salah satu cara terbaik. Orang tua pun akan mendapat banyak masukan dan keluhan sehingga walaupun akhirnya bercerai, orang tua pun dituntunt untuk memberi pengertian bahwa anak-anak bukanlah penyebab terjadinya perceraian. Jelaskan kepada anak-anak betapa kalian akan tetap selalu mencintai dan menyayangi walaupun akhirnya harus tinggal secara terpisah.


 

Minggu, 26 Mei 2013

ISTRI JUGA BERKEWAJIBAN MENDUKUNG TEGAK NYA KEIMANAN SUAMINYA.

Seri : ILHAM DAN RENUNGAN UNTUK TINDAK LANJUT AMAL KEBAIKAN

ISTRI JUGA BERKEWAJIBAN MENDUKUNG TEGAK NYA KEIMANAN SUAMINYA.

(prepared by Mas Iman)


(ta’awud , basmallah)


Assalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barokatuuh ,


BANYAK MUSLIMAH YANG BELUM BERKELUARGA BERKEINGINAN MEMILIKI SEORANG SUAMI YANG PAHAM AGAMA DAN AMAL NYA , BERHARAP SELALU INIGIN DIBIMBING OLEH SUAMINYA DALAM MASALAH AGAMA , AKIDAHNYA , AKHLAQ NYA DAN KEHIDUPANNYA . BLA . . BLA . .BLA . . INI SYAH - SYAH SAJA DAN BAIK ADA-NYA , INSYA'ALLAH DI JODOHKAN OLEH ALLAH SWT. SEORANG SUAMI SESUAI YANG DIINGINKAN , AMIIN , NAMUN DEMIKIAN , JANGAN LAH IA LUPA BAHWA :

I. AN NUUR AYAT 26 MENYATAKAN BAHWA WANITA – WANITA YANG BAIK BAGI LELAKI- LELAKI YANG BAIK DAN SEBALIK NYA LELAKI- LELAKI YANG BAIK BAGI WANITA – WANITA YANG BAIK.



ٱلۡخَبِيثَـٰتُ لِلۡخَبِيثِينَ وَٱلۡخَبِيثُونَ لِلۡخَبِيثَـٰتِ‌ۖ وَٱلطَّيِّبَـٰتُ لِلطَّيِّبِينَ وَٱلطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَـٰتِ‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ‌ۖ لَهُم مَّغۡفِرَةٌ۬ وَرِزۡقٌ۬ ڪَرِيمٌ۬ (٢٦)


Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji [pula], dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik [pula]. Mereka [yang dituduh] itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka [yang menuduh itu]. Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia [surga] [3]. (26)



II. ISTRI JUGA BERKEWAJIBAN MENDUKUNG TEGAK NYA KEIMANAN SUAMINYA.


a. Dari Abu Hurairah Ra berkata , Rasulullah bersabda , “ Semoga Allah swt. Merahmati seorang suami yang bangun malam mengerjakan shalat , dan membangunkan istrinya. Apabila sang istri enggan , ia percikkan air ke wajah - nya. Dan semoga Allah swt. Merahmati seorang istri yang bangun malam , mengerjakan shalat dan membangunkan suaminya. Apabila sang suami enggan , ia percikkan air di wajahnya. “ ( HR. Abu Daud , Ibnu Majah , dan Ibnu hibban )


b.Dari Tsauban Ra berkata, sebagian para sahabat berkata : “ Seandainya kita tahu akan sebuah harta yang terbaik tentu kita berusaha mendapatkannya “ , Rasulullah Saw berkata , “ Harta yang utama adalah lisan yang senantiasa berzikir , hati yang senantiasa bersyukur , dan istri beriman yang membantu suami dalam menegakkan bangunan iman-nya. ” ( HR.Ibnu Majak , Tirmidzi )


c. وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَـٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٍ۬‌ۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُ ۥۤ‌ۚ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ۬ (٧١) وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَـٰتِ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيہَا وَمَسَـٰكِنَ طَيِّبَةً۬ فِى جَنَّـٰتِ عَدۡنٍ۬‌ۚ وَرِضۡوَٲنٌ۬ مِّنَ ٱللَّهِ أَڪۡبَرُ‌ۚ ذَٲلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ (٧٢)



“ Orang – orang mukmin laki-laki dan perempuan , sebahagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain . Mereka menyuruh ( mengerjakan) yang ma’ruh mencegah dari yang mungkar , mendirikan shalat , menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah telah menjanjikan kepada orang – orang mukmin laki – laki dan perempuan akan ( mendapat ) surga – surga yang mengalir sungai – sungai dibawahnya , mereka kekal didalamnya dan ( mendapat ) tempat – tempat yang baik di surga ‘Adn. Dan keridhaan daripada Allah adalah lebih besar ; demikian itulah keberuntungan yang besar. ” ( At Taubah , 9 : 71 – 72 )

NASIHAT UNTUK INTROSPEKSI DIRI



Janganlah engkau berbahagia dan bergembira dengan musibah orang lain…!
Hindarilah berolok-olok terhadap seseorang karena bentuk tubuhnya…!
Seseorang tidak pernah menciptakan dirinya sendiri…

Ketika engkau berolok-olok, maka hakikatnya engkau sedang mengejek Dzat yang telah membuat, menciptakan, memberi rupa dan bentuk…

Jangan engkau membongkar aib-aib manusia, maka Allah akan membongkar aibmu di rumahmu sendiri…
Allah Maha Tertutup dan Dia menyukai orang yang menutupi aib!

Jangan engkau menzalimi seorang pun...!
Jika kemampuan dan kekuasaanmu mengajakmu untuk berlaku dhalim, maka ingatlah, bahwa Allah lebih kuat dan perkasa!