This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 07 September 2015


29 Untaian Nasehat Bagi Anda Yang Mendambakan Keluarga Samara

Tercapainya keluarga samara (Sakinah Mawaddah Wa Rahmah) adalah cita-cita bagi segenap pasangan muslim muslimah yang sudah menikah, Bagi siapapun yang sudah beristri atau bersuami pasti pernah merasa bosan, suntuk, marah, jengkel, ataupun gelisah melihat suami atau sesaat setelah mendapat perlakuan suami.

Kejengkelan itu kadang diutarakan dalam bentuk “Aksi diam” atau terkadang dengan teriakan marah bahkan ada yang sampai mencaci dan mengungkit kekurangan dan kesalahan suami di masa lampau. Jika hal ini dibiarkan maka akan bisa mendorong kepada tindakan yang melampaui batas, rasa kalut, marah dan putus asa akan bisa berubah menjadi tindakan nekat seperti kabur dari rumah sampai sampai usaha mengakhiri hidup (baca: bunuh diri)



Sahabatku yang kucintai karena Allah.. Sebelum itu semua terjadi, tolong renungkan sebentar dan pertanyakan diri kita sendiri, sudahkah kita mengikuti beberapa cara berfikir dan bertindak seperti berikut:

  1. Pastikan pasangan kita tahu kalo kita sedang marah dan kecewa terhadapnya, karena pasangan kita bukanlah ahli ramal yang bisa membaca pikiran orang. Jika kita tidak menyampaikan isi hati kita maka sampai kapanpun pasangan kita tidak akan mengerti kenapa kita kecewa kepadanya

  2. Pastikan bahwa “amarah” kita beralasan. Tak jarang ada wanita yang marah hanya karena suami salah pencet pasta gigi, atau suami yang menaruh sepatu melintang bukannya membujur atau suami menaruh kaos kaki di dekat meja makan dan tidak dirak sepatu yang ada, atau suami yang suka tidur miring kanan bukannya miring ke kiri. Jangan marah hanya dengan alasan yang seperti ini karena hal ini hanya akan membuat kita stress sendiri, marahlah jika ada aturan Allah yang mereka langgar, marahlah jika dia berbuat haram. Sisanya Jangan!

  3. Sampaikan kekecewaan / kemarahan anda dengan cara yang bijak dan penuh cinta. Marah adalah api, api bisa membakar, bila sudah membakar pasti ada yang hangus dan jika sudah hangus maka tidak akan bias dikembalikan seperti sedia kala. Artinya jika kita menyampaikan rasa marah dengan penuh kemarahan dan kebencian maka dijamin tidak akan membawa hasil! Contoh marah yang sopan: “Kanda sayang, dinda marah kepada kanda loh, kelihatan nggak dari wajah dinda? Inginkah kanda mengetahui apa yang bikin dinda marah??

  4. Jangan marah bersama sama, karena jika dua pasangan marah bersamaan maka rumah akan seperti hutan kebakaran, panas!! kalau pasangan kita jadi api, maka kita harus menjadi air buatnya, demikian juga sebaliknya agar panas itu segera redam, mungkin kita yang lebih sering menjadi air tapi tak mengapa karena justru nantinya keberadaan kita sebagai air akan dirindukan oleh sang api untuk mendinginkannya.

  5. Jangan pernah membawa bawa kesalahan tempo dulu. wanita cenderung ingat tentang kesalahan suami dari hari pertama menikah sampai berakhirnya pernikahan. Entah kenapa, sungguh menakjubkan kekuatan memori seorang wanita berkaitan dengan hal ini. Sayangnya jika sudah marah, ada sekian banyak daftar kesalahan yang harus si wanita sebutkan untuk membuat lawan bicara (baca: suami ) KO. Hal ini tidaklah patut dilakuakan seorang wanita karena jika sebagai wanita sudah merasa lebih benar dari suami maka isteri akan kehilangan kepercayaan dan simpati dari suami. Sampai sampai bagi suami, istri tak ubahnya sebuah ember kosong yang nyaring bunyinya setiap kali dipukul.

  6. Jangan pernah berangkat ke peraduan sambil memendam rasa marah yang tak terungkap. Sampaikan sebelum kita beranjak tidur, minta lah maaf jika memang perlu karena siapa tahu Allah tidak mengembalikan nyawa kita ke jasad kita kembali (baca: meninggal dunia di tempat tidur).

  7. Kita bisa cuek terhadap seluruh dunia tapi jangan pernah kita cuek terhadap pasangan kita sedikitpun.

  8. Ingatlah.. bahwa dibalik suami yang sukses ada istri yang bekerja keras tak kenal lelah untuk mendukung suaminya. Mungkin kita tidak dikenal dan diakui dunia tapi jika suami berhasil maka dunia mengakuinya bahwa sebenarnya itu adalah keberhasilan sang wanita sebagai teman hidupnya.

  9. Ingatlah bahwa untuk bertengkar membutuhkan 2 orang, Jika salah satu mengajak bertengkar dan yang lain berusaha diam dan menyingkir maka dijamin pertengkaran tidak akan terjadi.

  10. Jika kita berbuat salah, cobalah untuk mampu mengakuinya karena mengakui tidak membuat kita buruk di hadapan pasangan tapi justru dihargai karena kita berjiwa ksatria.

  11. Sekali sehari, jangan pernah lupa mengucapkan hal manis kepada pasangan kita, entah itu komentar terhdapa baju yang dia pakai, parfum, masakan atau sekedar senyum pasangan kita.

  12. Jangan pernah pergi ke tempat tidur tidur lebih dari 10 menit setelah pasangan kita pergi tidur.

  13. Ingat juga bahwa pasangan kita lebih penting dari facebook, twitter, radio, televisi dan terlebih komputer.

  14. Dengarkan pasangan kita dengan penuh perhatian ketika mereka berbicara, jika perlu tataplah matanya dan jangan membuang muka. karena jika kita melakukannya maka lain waktu mereka tidak akan membagi perasaannya dengan kita.

  15. Kenalilah jika pasangan kita memakai hal hal baru, rambut baru, baju baru, anting dan kalung dan berilah komentar.

  16. Jangan pernah pelit memberi pujian kepada pasangan karena kita tidak akan kehilangan apapun jika kita memuji pasangan. Justru sebaliknya, pujian akan makin memupuk rasa kasih diantara kedua pasangan.

  17. Jangan pernah mengumpat dan menghina pasangan kita dengan sengaja, karena tulisan bisa di hapus, tapi perkataan tidak bisa dicabut. sekali terucap, bekasnya akan selalu ada disana!

  18. Jangan pula mahal untuk menyampaikan ucapan terima kasih, ucapan paling bagus adalah Jazakumullah khairan katsira, dan jangan pula malu menyampaikan isi hati kita dihadapan pasangan kita. misalkan sebelum berangkat kerja sampaikan :”I love you, Honey!” dan tidak cukup itu sampaikan pula doa untuknya : “semoga Allah memberkahi langkah mu mencari nafkah hari ini, Sayang!” atau “semoga Rejekii yang engkau peroleh hari ini barakah, Wahai Cinta!” perlu diingat bahwa doa yang menembus langit ke tujuh dan langung diterima Allah adalah doa seorang isteri untuk suaminya.

  19. Ada bagusnya dibuat sebuah aturan aturan, siapa yang bangun terakhir maka dia yang merapikan tempat tidur. Memang itu tugas isteri tapi jika ada suami yang mau melakukannya untuk anda maka anda beruntung memilikinya!

  20. Kenali jika pasangan kita tampak capek dan kelelahan, jangan banyak bicarakan masalah dan uneg uneg kita di saat seperti ini karena kemungkinan besar kitalah yang menjadi masalah baru. Tunggulah sampai si dia reda dan berilah tanggapan serta empati atau perhatian agar kelelahan si dia bisa terkurangi, syukur jika bisa terobati karena wajah manis kita.

  21. Jangan pernah mengkritisi pasangan anda di hadapan publik, tunggulah disaat kita berdua saja dengannya. lagi lagi sampaikan dengan ‘bahasa kalbu’, jangan menghakimi tetapi gunakan pertanyaan yang mampu membuat dia berfiikir lagi tentang kesalahan yang telah dia perbuat. misal: "Sayang... aku melihat kamu tadi begini, menurutku kurang pas, bagaimana menurutmu?"

  22. Ingatlah bahwa anda beruntung sudah memiliki pasangan hidup, masih banyak wanita diluar sana yang berharap bisa mendapatkan pendamping dan mereka berjanji pada diri mereka sendiri bahwa kelak mereka akan berusaha keras membahagiakan pasangan hidup mereka, so hargai nikmat Allah bagi anda yang sudah menikah!

  23. Janganlah kita berharap memiliki suami sempurna jika kita sendiri tidak sempurna, apakah kita sudah sehebat Bunda Khadijah R.A hingga kita ingin suami sebaik Muhammad SAW? apakah kita setangguh Fathimah binti Muhammad R.A hingga kita berharap laki laki se-sholeh Ali bin abi tholib? jawabnya ada di dalam hati anda

  24. Sebelum berfikir tentang perceraian dan perpisahan, carilah 100 hal buruk yang telah pasangan anda lakukan terhadap anda, jika anda menemukannya maka anda-lah yang kurang bersyukur hingga mampu melihat banyak sekali kekurangan orang lain. bagaimana dengan kekurangan anda sendiri? jika anda tidak berhasil menemukan 100 alasan maka jangan pernah terbersit kata cerai di benak anda… karena itu adalah godaan syaithan dan yang anda perlukan hanya kesabaran dalam berproses memahami pasangan anda. ingat! keberhasilan terbesar syaithan adalah jika dia berhasil memisahkan suami dan isteri (baca:cerai) .

  25. Jangan pernah membandingkan rumah tangga anda dengan rumah tangga orang lain, bandingkanlah dengan rumah tangga Rosulullah Muahmmad SAW agar kita bisa menarik contoh dan pelajaran darinya.

  26. Jangan pernah anda bandingkan pasangan anda dengan pasangan orang lain karena sungguh ketika Allah seudah menjadikan pasangan itu milik anda maka itulah yang terbaik, we just need to work for adjusting to each other.

  27. Kalau memang anda tidak ingin suami menduakan cinta anda maka kembali ingatlah, apakah anda pernah menceritakan wanita lain kepada suami anda? jika ya? maka kemungkinan besar masalah itu anda sendiri yang mengundangnya.

  28. Jika anda melihat pasangan anda tidak betah dirumah, cek kembali perilaku dan tampilan anda, bisa jadi suami pulang anda masih bau bawang goreng, suami pulang rumah acak acakan, suami pulang anak anak masih belum mandi, suami pulang setrikaan dan cucian masih menumpuk dan suami pulang anda pun tidak menyiapkan diri dengan senyuman lebar yang menenangkan.

  29. Mari kita lakukan apa yang mustinya harus kita lakukan, mari kita berfikir layaknya seorang wanita muslimah berfikir…. insyaAllah rumah tangga anda berhasil mencapai predikat Sakinah Mawaddah Warahmah. Amiin

SEBUAH CERITA YNG BISA DIAMBIL HIKMAHNYA..
TERKADANG KITA LUPA SIAPA SEBENARNYA TEMAN HIDUP KITA,.
DAN BARU MERASAKAN BETAPA DIA BERHARGANYA SETELAH PULUHAN TAHUN BERSAMA..
YA  ALLAH,..AMPUNI DIRIKU,YNG TELAH MENYIA-NYIAKAN KASIH SAYANGNYA PADAKU,..

Kendati dirinya telah keliling dunia, bahkan hampir tidak ada negara baru di dalam peta, dan terlalu sering naik pesawat terbang sehingga seperti naik mobil biasa, namun istrinya belum pernah naik pesawat terbang kecuali pada malam itu. Hal itu terjadi setelah 20 tahun pernikahan mereka. Dari mana? Dan kemana? Dari Dahran ke Riyadh. Dengan siapa? Dengan adiknya yang orang desa dan bersahaja yang merasa dirinya harus menyenangkan hati kakaknya dengan semampunya. Ia membawa wanita itu dengan mobil bututnya dari Riyadh menuju Dammam. Pada waktu pulang, wanita itu berharap kepadanya agar ia naik pesawat terbang. Wanita itu ingin naik pesawat terbang sebelum meninggal. Ia ingin naik pesawat terbang yang selalu dinaiki Khalid, suaminya, dan yang ia lihat dilangit
dan di televisi.Sang adik mengabulkan keinginannya dan membeli tiket untuknya. Ia menyertakan putranya sebagai mahramnya. Sementara ia pulang sendirian dengan mobil sambil diguncang oleh perasaan dan mobilnya.

Malam itu Sarah tidak tidur, melainkan bercerita kepada suaminya, Khalid, selama satu jam tentang pesawat terbang. Ia bercerita tentang pintu masuknya, tempat duduknya, penerangannya, kemegahannya, hidangannya, dan bagaimana pesawat itu terbang di udara. Terbang!! Ia bercerita sambil tercengang. Seolah-olah ia baru datang dari planet lain. Tercengang, terkesima, dan berbinar-binar. Sementara suaminya memandanginya dengan perasaan heran. Begitu selesai bercerita tentang pesawat terbang, ia langsung bercerita tentang kota Dammam dan perjalanan ke sana dari awal sampai akhir. Juga tentang laut yang baru pertama kali dilihatnya sepanjang hidupnya. Dan juga tentang jalan yang panjang dan indah antara Riyadh dan Dammam saat ia berangkat. Sedangkan saat pulang ia naik pesawat terbang. Pesawat terbang yang tidak akan pernah ia lupakan unuk selama-lamanya.

Ia bercerita sambil tercengang. Seolah-olah ia baru datang dari planet lain. Tercengang, terkesima, dan berbinar-binar. Sementara suaminya memandanginya dengan perasaan heran.

Ia berlutut seperti bocah kecil yang melihat kota-kota hiburan terbesar untuk pertama kalinya dalam hidupnya. Ia mulai bercerita kepada suaminya dengan mata yang berbinar penuh ketakjuban dan kebahagiaan. Ia melihat jalan raya, pusat perbelanjaan, manusia, batu, pasir, dan restoran. Juga bagaimana laut berombak dan berbuih bagaikan onta yang berjalan. Dan bagaimana ia meletakkan kedua tangannya di air laut dan ia pun mencicipinya. Ternyata asin… asin. Pun, ia bercerita bagaimana laut tampak hitam di siang hari dan tampak biru di malam hari.

“Aku melihat ikan, Khalid! Aku melihatnya dengan mata kepalaku. Aku mendekat ke pantai. Adikku menangkap seekor ikan untukku, tapi aku kasihan padanya dan kulepaskan lagi ke air.

Ikan itu kecil dan lemah. Aku kasihan pada ibunya dan juga padanya. Seandainya aku tidak malu, Khalid, pasti aku membangun rumah-rumahan di tepi laut itu. Aku melihat anak-anak membangun rumah-rumahan di sana. Oh ya, aku lupa, Khalid!” ia langsung bangkit, lalu mengambil tasnya, dan membukanya. Ia mengeluarkan sebotol parfum dan memberikannya kepada sang suami. Ia merasa seolah-olah sedang memberikan dunia. Ia berkata, “Ini hadiah untukmu dariku. Aku juga membawakanmu sandal untuk kau pakai di kamar mandi.”

Ia mengeluarkan sebotol parfum dan memberikannya kepada sang suami. Ia merasa seolah-olah sedang memberikan dunia.

Air mata hampir menetes dari mata Khalid untuk pertama kali. Untuk pertama kalinya dalam hubungannya dengan Sarah dan perkawinannya dengan sang istri. Ia sudah berkeliling dunia tapi tidak pernah sekalipun memberikan hadiah kepada sang istri. Ia sudah naik sebagian besar maskapai penerbangan di dunia, tapi tidak pernah sekalipun mengajak sang istri pergi bersamanya. Karena, ia mengira bahwa wanita itu bodoh dan buta huruf. Apa perlunya melihat dunia dan bepergian? Mengapa ia harus mengajaknya pergi bersama?

Ia lupa bahwa wanita itu adalah manusia. Manusia dari awal sampai akhir. Dan kemanusiaannya sekarang tengah bersinar di hadapannya dan bergejolak di dalam hatinya. Ia melihat istrinya membawakan hadiah untuknya dan tidak melupakannya. Betapa besarnya perbedaan antara uang yang ia berikan kepada istrinya saat ia berangkat bepergian atau pulang dengan hadiah yang diberikan sang istri kepadanya dalam perjalanan satu-satunya dan yatim yang dilakukan sang istri. Bagi Khalid, sandal pemberian sang istri itu setara dengan semua uang yang pernah ia berikan kepadanya. Karena uang dari suami adalah kewajiban, sedangkan hadiah adalah sesuatu yang lain. Ia merasakan kesedihan tengah meremas hatinya sambil melihat wanita yang penyabar itu. Wanita yang selalu mencuci bajunya, menyiapkan piringnya, melahirkan anak-anaknya, mendampingi hidupnya dan tidak tidur saat ia sakit. Wanita itu seolah-olah baru pertama kali melihat dunia. Tidak pernah terlintas di benak wanita itu untuk mengatakan kepadanya, “Ajaklah aku pergi bersamamu!” Atau bahkan, “Mengapa ia tidak pernah bepergian?” Karena ia adalah wanita miskin yang melihat suaminya di atas, karena pendidikannya, wawasannya, dan kedermawanannya. Tapi ternyata bagi Khalid, semua itu kini menjadi hampa, tanpa rasa dan tanpa hati. Ia merasa bahwa dirinya telah memenjara seorang wanita yang tidak berdosa selama 20 tahun yang hari-harinya berjalan monoton.

Ia merasakan kesedihan tengah meremas hatinya sambil melihat wanita yang penyabar itu. Wanita yang selalu mencuci bajunya, menyiapkan piringnya, melahirkan anak-anaknya, mendampingi hidupnya dan tidak tidur saat ia sakit. Wanita itu seolah-olah baru pertama kali melihat dunia.

Kemudian, Khalid mengangkat tangannya ke matanya untuk menutupi air matanya yang nyaris tak tertahan. Dan ia mengucapkan satu kata kepada istrinya. Satu kata yang diucapkannya untuk pertama kalinya dalam hidupnya dan tidak pernah terbayang di dalam benaknya bahwa ia akan mengatakannya sampai kapan pun. Ia berkata kepada istrinya, “Aku mencintaimu.” Ia mengucapkannya dari lubuk hatinya.

Kedua tangan sang istri berhenti membolak-balik tas itu. Mulutnya pun berhenti bercerita. Ia merasa bahwa dirinya telah masuk ke dalam perjalanan lain yang lebih menakjubkan dan lebih nikmat daripada kota Dammam, laut, dan pesawat terbang. Yaitu, perjalanan cinta yang baru dimulai setelah 20 tahun menikah. Perjalanan yang dimulai dengan satu kata. Satu kata yang jujur. Ia pun menangis tersedu-sedu.