Minggu, 13 Mei 2018

KEGAGALAN TERKADANG DATANG DARI EGO KITA, KATA MAAF BISA MERUBAH SEGALANYA

Berapa banyak dari kita yang menjalani hidup tergantung pada suatu keyakinan bahwa kita tidak bisa melakukan sesuatu, hanya karena kita gagal sekali sebelumnya?
Jangan takut gagal, karena kegagalan membuat kita semakin kuat dan tangguh. Kegagalan adalah bagian dari pembelajaran. Kita tidak boleh menyerah untuk berjuang di dalam hidup ini.
Kita sering merasa sulit memaafkan orang telah menyebabkan kita menderita. Memang itu bukan perkara yang mudah. Tetapi sesungguhnya, “memafkan” bukanlah untuk kepentingan mereka yang bersalah kepada kita, melainkan untuk kebaikan diri kita sendiri.
Merasa marah, benci, atau sakit hati setelah seseorang menyakiti kita pada sebuah peristiwa tertentu berarti kita mengizinkan orang tersebut menyakiti kita terus-menerus.
Mengapa kita mengizinkan orang tersebut menikmati kesenangan “terus-menerus” meski mengetahui bahwa hidup kitalah yang terus menderita akibat perlakuannya?
Mengapa tidak sebalikanya, kita menunjukkan bahwa kita telah “move on” dan hidup dengan baik? Dengan begitu, kita telah menghentikan rasa “senang” mereka terhadap penderitaan kita. Bukankah itu pilihan yang lebih baik?
Kata “Maaf” tidak akan membuat yang terlambat jadi tepat waktu.
Kata “Maaf” juga tidak akan membuat yang terlanjur tersakiti jadi sembuh sedia kala.
Kata “Maaf” apalagi, juga tidak bisa mengembalikan yang telah pergi; menghapus salah menjadi benar; yang rusak seketika menjadi baik.
Tidak bisa.
Tapi kata “Maaf” yang tulus dan ihklas, melampaui ukuran itu semua, melewati ukuran dunia.
Kata “Maaf” bisa menyiram hati menjadi lebih cemerlang. Bening. Damai. Dan itulah hakikat memaafkan.
Memaafkan itu membebaskan diri dari jeruji besi keterpurukan.

0 komentar:

Posting Komentar