Minggu, 13 Mei 2018

SUXES ITU BERAWAL DARI NIAT, KECINTAAN,MAU MENERIMA NASEHAT

Menjadi Guru adalah Cara Terbaik untuk Belajar
Banyak cara untuk belajar, dan cara terbaik untuk belajar adalah mengajarkannya pada orang lain. Hal itu karena kita tidak bisa memberikan pengajaran yang baik dan mendalam jika kita sendiri tidak memperkaya diri dengan pengetahuan dan keterampilan memadai.
Pekerjaan mengajar menuntut kita untuk terus memperkaya pengetahuan dengan membaca dan belajar. Pengetahuan yang kita baca tidak sebatas mata pelajaran yang kita asuh, tetapi juga tentang berbagai pengetahuan lain yang relevan.
Jika kita ingin mengembangkan strategi belajar mengajar yang efektif misalnya, kita perlu mempelajarinya dan mempraktekkannya dengan sungguh-sungguh. Kita selalu berada dalam kondisi belajar yang terus menerus karena memang perkembangan ilmu dan pengetahuan yang terus bertambah.
Pemahaman akan hal ini memberikan tantangan bagi kita untuk tidak hanya puas dengan apa yang kita dapatkan sekarang, tetapi terus berusaha mengembangkan berbagai kreativitas agar selalu mendapatkan hal-hal baru yang bisa dipraktekkan di ruang-ruang kelas. Menjadi guru, berarti menjadi pembelajar hingga akhir.
Menjadi Guru Membutuhkan Totalitas, Jangan Setengah-Setengah
Jika kita ingin menjadi guru yang baik, maka diperlukan totalitas dan kesungguhan dari kita untuk menjalankannya. Jangan menjadikan profesi guru sebagai profesi yang setengah-setengah, sehingga kita menjalankannya hanya sekedar menjalankan aktivitas.
Totalitas artinya kita menunjukkan kesungguhan dan kerja keras sebagai seorang guru. Kita bersungguh-sungguh menyiapkan mata pelajaran yang akan diajarkan, bersungguh-sungguh dalam mengajar, memberikan evaluasi, mengelola kelas, dan berbagai pekerjaan lain terkait profesi kita sebagai guru.
Kesungguhan juga tercermin dari sikap mental kita dalam kehidupan sehari-hari. Kita berdisiplin untuk datang tepat waktu, tidak bermalas-malasan, dan bekerja keras. Menjadi guru, dilakukan dengan totalitas yang penuh dan tidak setengah-setengah.
Anda Harus Mencintai Pekerjaan Anda
Cintai pekerjaan Anda sebagai guru. Kata-kata mencintai pekerjaan mungkin adalah klise, tetapi kenyataannya mencintai pekerjaan adalah sikap paling baik bagi kita dalam menghadapi berbagai tantangan dan rintangan yang ada. Cinta akan memberikan jalan keluar dari setiap permasalahan yang timbul.
Saat kita mengajar di kelas, tidak semua siswa memperhatikan. Ada sebagian mereka yang bermain sendiri ataupun mengganggu temannya saat belajar. Cinta akan membuat kita sabar dan memberikan jalan bagaimana cara kita memperlakukan anak-anak tersebut dengan baik. Cinta kita kepada profesi membuat kita tidak mengeluh dan menjalankannya dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab bahwa hal itu adalah bagian tidak terpisahkan dari suka duka dan pembelajaran yang harus dialami oleh seorang guru.
Saat kita tidak mendapatkan penghasilan sesuai dengan apa yang diharapkan, ataupun merasa bahwa penghasilan tersebut selalu kurang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, dengan penuh cinta kita menerima itu dengan kesabaran sambil berusaha dengan berbagai kreativitas kita untuk mengelola penghasilan tersebut sebaik-baiknya. Tentu saja bukan kepasrahan total terhadap nasib dan kondisi kita, tetapi kreativitas akan membawa kita untuk mencari berbagai inovasi baru agar mampu mencukupi kebutuhan kita sehari-hari.
Cinta akan membuat kita bertahan dengan berbagai rintangan dan tantangan yang dihadapi. Kecintaan pada profesi guru juga membawa harapan bagi kita unduk mendapatkan kesuksesan di masa mendatang. Cinta, pada akhirnya akan memberikan kita kebahagiaan dalam hidup kita.
Kebahagiaan yang berlandaskan cinta pada profesi timbul dari kegembiraan yang selalu meliputi keseharian kita. Mencintai anak-anak dengan segala kreativitas dan kenakalan mereka, cinta untuk mempersiapkan pengajaran, mencari ilmu, membaca, membuat dan mengoreksi soal, sungguh akan membuat hidup kita jauh lebih bahagia. Apalagi dengan harapan bahwa profesi kita akan memberikan manfaat bagi banyak orang, merupakan nilai-nilai kemanusiaan hakiki yang tidak bernilai secara materi.

Setiap orang punya standar kebahagiaan masing-masing. Mungkin hari ini yang membuatnya bahagia adalah ketika bisa menyelesaikan tugas lebih cepat dari biasanya. Namun di kesempatan lain, kebahagian bisa diperoleh saat mendapatkan tantangan baru yang menjanjikan prestasi lebih baik

Jangan mencari kesempurnaan, tapi sempurnakan apa yang telah ada. Jangan terus menyesali apa yang hilang, tapi fokuslah pada apa yang telah kita miliki. Bahagia itu sederhana.

Bila kita ingin merasa bahagia, kita pun perlu mencari tahu tujuan mulia hidup kita. Apa pelayanan yang harus kita lakukan? Pada akhirnya kita akan mengetahui, bukan kekayaan yang membuat kita merasa bahagia, melainkan kesadaran atas tujuan hidup kita.

Bila menyukai tanaman dan hobi menanam, kita akan tahu betapa luar biasanya kehebatan rumput.Kita tentu pernah mendengar pepatah, “Mencabut rumput harus sampai ke akarnya.” Artinya, rumput sangatlah kuat. Ketahanannya luar biasa. Bila kita mencabutnya, tetapi masih menyisakan sedikit saja akarnya, rumput akan kembali tumbuh, menjalar, dan memenuhi tempatnya.
Saat musim kemarau, rumput terlihat kering dan layu. Saat musim hujan tiba, ia akan tumbuh seperti semula.Untuk memiliki kekuatan dan ketahanan hidup seperti rumput, kita perlu memiliki akar yang kuat. Akar ini berupa nilai-nilai kehidupan yang kuat, yang akan menopang diri kita di masa-masa sulit. Teguh dan tidak mudah digoyangkan oleh badai kehidupan.Rumput itu kecil, tapi memiliki ketahanan yang cukup kuat
Berhentilah membenci, mulailah mencintai.
Berhentilah mengeluh, mulailah bekerja.
Berhentilah menyesali, mulailah mensyukuri.
Berhentilah meragukan, mulailah melakukan.
Kehidupanmu hanya seindah yang kau jadikan.

0 komentar:

Posting Komentar