This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 24 Juni 2013

SERANGKAIAN ILMU BUAT BEKAL KITA


Mengungkapkan Kemarahan, Menjaga Kemesraan


Suatu saat seorang suami datang kepada saya. Belum saya persilakan masuk, laki‐laki muda ini segera duduk dan berbicara panjang lebar, bahkan sebelum memperkenalkan diri dan bertanya apakah saya punya waktu saat itu. Ia terus saja berbicara. Ketika handphone saya berdering dan kemudian saya berbicara dengan penelpon, lelaki ini tetap saja bercerita dengan meluap‐luap. Saya ke dapur mengambilkan minum untuknya, ia tetap berbicara sendirian. Akhirnya, saya berkesimpulan tamu saya kali ini pastilah mempunyai beban emosi yang sangat berat. Begitu beratnya sehingga ia sudah kehilangan kendali. Ia tak lagi membutuhkan pendengar yang mau mengerti perkataannya. Ia hanya butuh kesempatan untuk menumpahkan isi hati dan kekesalannya dengan tuntas.
Pertemuan pertama hampir tak ada yang bisa digali, kecuali bahwa ia mempunyai konflik yang berat dengan istrinya. Meski waktu masih memungkinkan untuk berbincang panjang dengannya, tetapi saya melihat bukan saat yang tepat. Ibarat komputer, sistemnya perlu di-restart dulu agar bisa melihat masalah sendiri dengan baik. Kali ini, yang paling penting ia bisa menata kembali pikirannya, menyusun kembali kemarahan, kekecewaan, kesedihan dan juga kerapuhan jiwanya dengan baik. Bahasa komputernya, kesempatan pertama lebih banyak saya manfaatkan untuk memberi kesempatan kepadanya melakukan defragmentasi pikiran‐pikiran dan emosinya sehingga ia bisa menempatkannya secara lebih teratur.
Pertemuan berikutnya, saudara kita ini sudah bisa menceritakan secara lebih jelas masalah yang dihadapinya. Meski masih melompat‐lompat dan banyak yang berulang‐ulang, saya mulai bisa menangkap akar masalahnya. Pada pertemuan berikutnya lagi, mulailah kelihatan penyebab konflik rumah‐tangganya yang berlarut‐larut. Di antara penyebab utama per¬tikaian yang menimbulkan kekerasan fisik satu sama lain–istrinya sering bertindak sangat kasar sampai melukai suaminya—adalah kegagalan komunikasi. Keduanya keras, mudah tersinggung sekaligus mudah terbakar emosinya menjadi peri¬laku yang membahayakan.
Sebenarnya, tidak masalah suami‐istri sama‐sama memiliki sifat mudah tersinggung, keras dan mudah marah, sejauh keduanya saling menyadari tentang sifat buruk mereka. Berawal dari saling menyadari ini, mereka belajar untuk saling mengenali penanda emosi dari kedua belah pihak. Istri saya misalnya, tahu saya sedang marah, bad mood (suasana hati sedang negatif) atau pikiran sedang tegang dari rambut saya. Diam‐diam ia rupanya menandai bahwa setiap kali satu dari tiga situasi buruk itu muncul, rambut di ubun‐ubun saya berdiri. Alhasil begitu melihat penanda emosi itu muncul, istri saya segera mengambil langkah yang perlu. Misalnya bertanya apa yang sedang saya alami atau sejenak mengajak anak¬-anak agar tidak gaduh.
Dari sejarah kita belajar, kisah romantis antara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan istri beliau, ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha tak lepas dari kepekaan Rasulullah. Beliau mengenal penanda suka dan marahnya hati ‘Aisyah.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah, ia berkata, “Rasulullah berkata kepadaku, ‘Sungguh aku dapat mengetahui kapan engkau sedang suka padaku dan bila engkau lagi marah.” ‘Aisyah bertanya, “Darimana engkau tahu?” Rasulullah berkata, “Bila engkau sedang suka padaku, engkau berkata, ‘Demi Tuhannya Muhammad.’ Dan apabila engkau sedang marah padaku, engkau berkata, ‘Sungguh, demi Tuhannya Ibrahim.’ ‘Aisyah berkata, ‘Demi Allah, memang benar ya Rasulallah, yang tidak kusebut hanyalah namamu.” (Riwayat Bukhari & Muslim)
Apa yang bisa kita petik dari Hadits ini? Kepekaan untuk mengenali penanda emosi istri. Berpijak dari mengenali penanda ini, kita bisa menentukan sikap dengan lebih tepat dan menahan diri dari perilaku yang bisa memperkeruh. Jadi, bukan justru menyulut emosi. Inilah yang sering saya sebut sebagai kedewasaan emosi; kemampuan untuk mengenali, mema¬hami dan menerima dengan baik.
Selanjutnya, mereka bisa belajar untuk saling mengomunikasikan emosi negatifnya dengan cara positif. Tidak saling marah, tidak saling memojokkan dan tidak saling menyakiti. Emosi negatif bisa berupa rasa kesal, marah maupun rasa tidak suka. Semuanya ini bisa mengganggu hubungan suami-istri. Jika dibiarkan, komunikasi antar kita akan rentan salah paham dan pertikaian. Tetapi emosi negatif itu bisa diungkapkan dengan cara yang nyaman. Kita mengungkapkan perasaan yang sedang kita alami.
Kita bisa mengatakan, “Maaf, saya lagi marah. Emosi saya lagi negatif.”
Menahan Diri untuk Tidak Menyalahkan
Jika situasinya memungkinkan, suami‐istrinya bisa mengungkapkan emosi negatifnya dengan setuntas‐tuntasnya. Ia bicara secara terbuka sekaligus dengan hati‐hati apa saja yang membuat kita marah atau sakit hati. Tetapi kita harus menahan diri untuk tidak menyalahkan. Kita harus ingat bahwa semarah apa pun kita, komunikasi suami‐istri bertujuan untuk mencapai titik temu terbaik; titik temu yang saling memberi kelegaan, perasaan dihargai dan didengar.
Sampai di sini, kita masih perlu menahan diri untuk tidak terburu‐buru mencari jalan keluar atas masalah yang sedang menyelimuti. Ada kecenderungan, dalam situasi seperti ini kita masih belum bisa berpikir secara jernih. Sebaliknya, kita cenderung masih ingin saling memenangkan pendapat dan bahkan saling memojokkan. Kalau kita sendiri masih belum bisa berpikir jernih, sebaik apa pun jalan keluar yang diajukan oleh suami atau istri kita, tetap saja sulit kita terima apa adanya. Itu sebabnya, kita perlu menahan diri sejenak. Yang paling penting untuk kita raih bersama adalah masing‐masing pihak merasakan adanya iti¬kad baik, sehingga hati akan mudah menemukan kedamaian.
Kalau sekiranya pasangan kita masih meluap‐luap emosinya dan bahkan cenderung memuncak, maka belajar dari Rasulullah kita perlu menahan diri sejenak. Biarlah emosinya reda. Jangan menyalahkan. Jangan pula menuntut. Bahkan andaikan kesalahan itu jelas ada padanya, tahan diri sejenak.
Di saat emosinya masih meluap‐luap, boleh jadi obat yang paling tepat untuk menahan emosi agar tidak semakin menghebat adalah kesediaan untuk mendengar. Kita ikhlaskan diri untuk mendengar luapan emosinya tanpa berkomentar. Kita terima apa adanya tanpa menyalahkan. Kalaupun ada yang salah, kita bisa meluruskannya. Bukan menyalahkan. Itu pun harus menunggu hingga secara emosi, keadaannya menjadi lebih baik.
Kalau emosi sudah reda, masing‐masing sudah saling tahu apa yang tidak mengenakkan hati, kita bisa merencanakan waktu dan tempat yang tepat untuk membicarakan.
Bicarakanlah masalah yang ada dengan santai. Diskusikanlah apa yang sebaiknya kita lakukan dengan tenang dan dari hati ke hati. Wallahu a’lam bis-shawab. NOPEMBER 2012

Didik Mereka Jadi Pemberani


Hari ini, kita menanti lahirnya para pemberani. Tak keluh lidahnya bicara kebenaran. Tak kuyuh langkahnya melihat kesulitan yang menghadang. Mereka menjadi pemberani bukan karena kuat berkelahi. Tetapi anak-anak itu tumbuh menjadi sosok pemberani karena himmahnya (hasrat terbesarnya) akhirat, pegangannya syariat, dan aqidahnya kuat melekat dalam diri. Mereka berani bukan karena dirinya kuat, tetapi karena adanya kendali kuat atas syahwatnya terhadap dunia. Mereka menjadi pemberani karena dirinya ditempa untuk tidak terbiasa dengan tana’um (bernikmat-nikmat).
Tetapi bagaimana mungkin mereka akan mampu menjauh dari tana’um, jika mereka tak mampu men-tasharruf-kan harta dengan benar? Bagaimana mungkin kita dapat mendidik generasi yang tak sibuk berbangga dengan dunia jika mereka tidak dilatih menahan diri?
Hari ini, kita menunggu munculnya generasi yang kepala mereka tegak tatkala berhadapan dengan manusia. Kita menunggu lahirnya generasi yang tak merasa rendah karena berjumpa dengan manusia yang bernampilan wah. Mereka tak menyibukkan diri memuji manusia berdasarkan benda-benda yang dipunyai. Mereka tidak memuliakan, tidak pula merendahkan manusia lainnya karena rupawan tidaknya wajah. Tetapi mereka menilai manusia karena sikap, perjuangan, akhlak, dan kesungguhannya berbenah.
Seseorang dapat memiliki keberanian karena merasa dirinya kuat. Keberanian juga dapat tumbuh karena keinginan untuk menjadi sosok yang membanggakan di hadapan manusia lainnya. Tetapi keberanian semacam ini, selain tak bernilai di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla, juga mudah runtuh manakala mereka dihadapkan pada kesulitan serta tiadanya kenikmatan hidup.
Banyak hal yang memerlukan keberanian agar dapat menjalankan Islam dengan sempurna. Ada keberanian menghadapi ancaman, ada keberanian menghadapi kesulitan yang mungkin menghadang, dan ada pula keberanian yang terkait kesiapan untuk berpayah-payah demi meraih kemuliaan di sisi-Nya. Adapula keberanian menghadapi kesulitan yang mungkin terjadi terkait dengan hal-hal jauh di masa akan datang, dan ini memerlukan keyakinan tentang dekatnya pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala.
Adapun keberanian untuk berpayah-payah demi meraih kemuliaan di sisi Allah ‘Azza wa Jalla memerlukan kemampuan menahan diri. Tidak akan mampu seseorang menempuh jalan sulit semata karena ingin meraih ridha Allah Ta’ala, kecuali jika ia memiliki harga diri (‘izzah) yang kuat sebagai seorang Muslim. Dan tidak akan tumbuh ‘izzah yang kokoh, kecuali ada penjagaan diri (‘iffah) yang kuat. Dan ini memerlukan latihan panjang.
Tatkala anak dibesarkan di rumah, anak-anak memperoleh penguatan dari orangtua, saudara, dan anggota keluarga lainnya. Tetapi ketika anak tumbuh di sekolah berasrama, maka harus ada kebijakan pendidikan yang sengaja mengawal anak-anak agar belajar mengendalikan diri dan menjauhi tana’um. Sekolah dapat membatasi jumlah uang saku anak setiap harinya, tetapi pembatasan saja tidak cukup. Harus ada pendidikan ruhani (tarbiyah ruhiyyah) dari pengasuh asrama dan pendidik di sekolah. Harus pula ditumbuhkan suasana penghormatan terhadap sikap terpuji, kegigihan berusaha, integritas, semangat membantu orang lain, kesabaran, dan keimanan. Tanpa itu semua, keberanian yang sesungguhnya serta kendali diri hanya menjadi pengetahuan yang dengan lancar dapat dituangkan penjelasannya saat ujian, tetapi amat jauh dari penghayatan.
Mari kita ingat sejenak nasehat ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, Abu ‘Awanah, Al-Baihaqi, Ahmad, Abu Ya’la dan Ibnul Ja’d, “Jauhilah orang yang hanyut dalam kemewahan dan senang berhias dengan mode orang asing, bersikaplah dewasa dan berpakaianlah secara sederhana (tidak mewah).”
Berpakaian sederhana merupakan hal yang biasa, jika anak hidup di lingkungan yang membiasakan mereka seperti itu. Kebiasaan ini sangat bermanfaat untuk menjaga orientasi belajar anak sehingga dapat menghadapkan dirinya secara lebih serius dalam menuntut ilmu. Tetapi jika kebiasaan ini hanya berhenti sebatas pembiasaan melalui pengendalian lingkungan (asrama), maka ia akan mudah memudar begitu anak berpindah ke lingkungan lain. Bahkan tak sekadar memudar, ia justru dapat berbalik total dari sederhana menjadi gemar bermewa-mewah. Maka, pembiasaan itu harus didahului dan sekaligus disertai penanaman nilai yang tak putus-putus sehingga anak melakukannya dengan perasaan positif. Anak melakukannya, menghayatinya dan menjadi bagian dari keyakinannya.
Sebaliknya, sangat berat bagi anak untuk hidup sederhana jika teman-teman di sekelilingnya, baik di sekolah maupun asrama hidup dalam suasana memuliakan penampilan, kemewahan, dan kepemilikan. Hidup sederhana berarti menjadi orang asing di tengah-tengah sekumpulan orang yang sangat berbeda. Ini merupakan tantangan yang sangat berat, lebih-lebih jika anak sendiri belum memiliki keinginan untuk menyederhanakan makan dan pakaian. Padahal umumnya anak usia remaja memang belum memiliki keinginan untuk sederhana dalam makan dan pakaian. Jika suasana yang tumbuh di sekolah dan asrama adalah semangat menutup aurat, maka ringan bagi anak untuk mengenakan pakaian apa pun yang dapat menutup aurat secara sempurna. Tapi jika suasana yang tumbuh adalah penampilan, sangat mungkin terjadi anak merasa malu jika tidak menggunakan jilbab merek tertentu.
Mari kita renungkan sejenak atsar dari Amirul Mukminin ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu, “Saya lebih senang melihat pembaca al-Qur’an itu berpakaian putih.”
Nah.
Jika anak tidak tersibukkan hatinya dari berbangga-bangga terhadap pakaian dan penampilan, maka akan lebih mudah bagi mereka memenuhi hatinya dengan hasrat terhadap ilmu dan akhirat. Lebih ringan langkahnya untuk menghadap hati kepada ilmu. Bukan sekedar berkonsentrasi memusatkan perhatian otak saat belajar.
Tentu saja, mereka harus tetap menjaga muru’ah (kehormatan) sehingga tidak merendahkan martabat mereka maupun kehormatan agama ini. Dan panduan untuk menjaga muru’ah itu adalah agama ini. Sedangkan guru dan pengasuh asrama merupakan penjaganya. Merekalah yang bertugas menegakkan nilai, termasuk penghormatan terhadap nilai-nilai tersebut.
Kelak, jika sekiranya Allah Ta’ala mudahkan rezeki mereka dan melimpahi mereka dengan perbendaharaan dunia, semoga akan ringan hati mereka untuk menolong agama ini dengan harta dan jiwa mereka. Adapun jika mereka mengambil kenikmatan dunia dari harta yang telah Allah Ta’ala berikan kepada mereka, baik berupa makanan, pakaian, kendaraan atau pun selain itu yang halal, dan thayib, maka yang demikian ini semoga senantiasa tak bergeser dari kebaikan.
Kendali Diri Bekal Berani
‘Alaa kulli haal, sederhana dalam berpakaian hanyalah sebagian dari apa yang dapat kita lakukan untuk mendidik anak agar mampu menjauhkan diri dari tana’um. Awalnya melatih dan mendidik mereka untuk mampu membelanjakan harta secara bertanggung-jawab sesuai tuntunan syariat. Bersamaan dengan itu anak belajar mengendalikan diri. Bukan menuruti keinginan. Sungguh, cukuplah orangtua dianggap menyengsarakan anak apabila mereka membiasakan anak hidup mudah. SUARA HIDAYATULLAH, OKTOBER 2012

Masihkah Engkau Usap Anakmu?

Kalau hari ini anak-anak itu menangis, apakah yang akan mereka harapkan tatkala berlarian mendekat kepadamu? Adakah engkau tawarkan kepada mereka setangkup roti ataukah engkau bentangkan tanganmu untuk mendekapnya dengan penuh ketulusan dan kehangatan?
Berbincang tentang ibu, apakah yang mengantarkan orang-orang besar itu meraih kemuliaan dan kehebatannya? Apakah karena cerdasnya seorang ibu dalam mengasuh ataukah tulusnya cinta mereka sehingga bersedia berpayah-payah dan berletih-lelah mendampingi buah hatinya mempelajari kehidupan? Ataukah karena ibu yang mengikhlaskan rasa sakitnya untuk mendidik dan mengasuh anaknya?
Pertanyaan yang sama juga patut kita ajukan ketika kita mendapati kisah orang-orang jenius. Darimanakah mereka berasal? Apakah dari rahim para ibu yang jenius dan mengerti betul tentang kecerdasan maupun bakat anaknya? Atau, pertanyaan itu perlu kita balik sejenak, perlukah seorang ibu mengetahui bakat dan kecerdasan anaknya agar mampu mengantarkan sang buah hati menjadi manusia jenius?
Ini memang pernyataan konyol, tetapi saya serius mengajak Anda untuk menjawab secara jujur seraya merenung; sebelum ada tes bakat, sudah pernah adakah orang-orang yang dikenal luas karena kemampuannya yang cemerlang? Sebelum ada tes IQ, adakah jenius-jenius besar yang mewarnai sejarah? Kita tak dapat mengelak bahwa amat banyak, bahkan amat sangat banyak sosok cemerlang yang pemikiran, temuan dan usaha gigihnya berpengaruh besar terhadap sejarah peradaban manusia hingga hari ini. Sebaliknya, kita masih menunggu –jika benar sesuai klaim mereka—manusia-manusia jenius yang terlahir dari musik Mozart atau pendekatan instant lainnya?
Sejak tahun 1996, telah ratusan ribu kopi keping CD, kaset maupun file digital musik Mozart beredar demi memenuhi mitos bahwa musik Mozart menjadikan anak kita jenius. Tetapi sampai hari ini, tak satu pun jenius yang terlahir darinya. Hasil paling nyata dari mitos tentang musik Mozart yang didengung-dengungkan tanpa pijakan riset ilmiah memadai adalah industri musik dengan keuntungan besar tanpa perlu banyak biaya promosi.
Teringatlah saya dengan pernyataan Alex Ross sebagaimana dapat kita baca pada buku Talent is Overrated karya Geoff Colvin. Ross menyatakan, “Orangtua yang ambisius dan sekarang ini sedang mempertontonkan video “Baby Mozart” kepada bayinya bisa kecewa tatkala mempelajari bahwa Mozart menjadi Mozart karena kerja keras yang luar biasa.”
Cukuplah bagi kita peringatan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menampik mitos tentang musik Mozart. Cepat atau lambat, segala yang bertentangan dengan syariat akan tampak kelemahan dan kekeliruannya.
Mari sejenak kita mengingat sabda Nabi, “Kelak akan ada sekelompok kaum dari umatku yang akan menghalalkan zina, kain sutra (bagi lelaki), khamr, dan, alat-alat musik.” (Riwayat Bukhari)
Bagaimana mungkin kita akan mencetak generasi Muslim yang tangguh dan jenius, sementara jalan yang kita tempuh justru bertentangan dengan agama ini?
Di luar itu, buku Colvin sendiri –sebagaimana tercermin dalam judulnya– menunjukkan betapa kita sering berlebihan menilai (overrated) bakat. Kita sibuk mengejar, mengetahui, dan meyakinkan diri tentang bakat anak kita. Sesudahnya kita bersibuk memenjarakan anak dengan hanya memberi rangsangan pada apa-apa yang kita yakini sebagai bakatnya. Padahal boleh jadi, apa yang sekarang tampaknya merupakan bakat anak kita, hanya merupakan bekal awal untuk menuju keunggulan berikutnya yang saat ini justru menjadi titik lemahnya. Banyak dari kita yang meyakini anak memiliki kecerdasan majemuk, tetapi memperlakukannya seakan berbakat tunggal (single talent treatment), yakni hanya menempa apa yang kita anggap sebagai bakatnya berdasarkan hasil tes bakat yang reliabilitas dan validitasnya amat sangat perlu dipertanyakan.
Ironis.
Tetapi, marilah kita kembali pada pertanyaan, perlukah kita mengetahui IQ anak? Pentingkah orangtua memahami bakat anak? Rasanya sedih ketika saya harus menyampaikan bahwa pengetahuan tentang bakat anak hampir tidak ada manfaatnya. Menelusuri hasil-hasil riset yang diungkap oleh Andrew Robinson dalam bukunya bertajuk “Sudden Genius?”, kita terhenyak bahwa pemahaman tentang bakat tak banyak berperan mengantarkan anak menjadi manusia-manusia brilian. Sebaliknya, kita mendapati betapa banyak orang-orang sukses yang justru lahir dari ibu-ibu lugu. Carl Frederich Gauss yang berjuluk “The Princes of Mathematics” lahir dari orangtua tak berpendidikan. Ibunya bahkan buta huruf. Begitu pula sejumlah jenius lain.
Apakah Imam Syafi’i Rahimahullah menjadi sosok yang sangat fenomenal dengan kepakaran yang nyaris tak tertandingi hingga hari ini, lahir dari ibu yang mendalami bakat anak? Tidak. Tes bakat bahkan belum ada saat itu. Apakah Imam Ahmad Rahimahullah yang hafal dan paham puluhan ribu Hadist lahir dari ibu yang telah belajar tentang teknik mengingat instant? Tidak. Tetapi mereka memiliki ketulusan, penerimaan tanpa syarat, cita-cita besar, dan kesediaan untuk berpayah-payah mendampingi anaknya. Mereka tak letih memberi usapan sayang dan sentuhan penuh perhatian kepada buah hatinya. Mereka tak putus-putus mendoakan anaknya. Yang mereka bangun bukan percaya diri anak, tetapi keyakinan yang kuat kepada Allah ‘Azza wa Jalla semenjak hari-hari awal kehidupan anak.
Pertanyaan, masihkah engkau mengusap anakmu ketika mereka sedang gelisah? Masih adakah ketulusan itu di hatimu? Adakah kerelaan untuk berpayah-payah mengasuh dan mendampingi mereka? Ataukah kita cukup mempercayakan pendidikan mereka kepada sekolah saja? Padahal kelak kitalah yang akan ditanya atas iman anak-anak kita. Ataukah untuk menyiapkan anak-anak agar menjadi pribadi yang cerdas dan cemerlang, kita cukup mengandalkan lembaga bimbingan belajar atau bisnis kecerdasan ajaib yang tak pernah melahirkan manusia jenius?
Menerima secara tulus berarti ridha atas apa yang dikaruniakan kepada kita melalui anak-anak kita. Maka kita bersungguh-sungguh mengasuh mereka, menyayangi mereka, memberi dukungan tatkala mereka menghadapi kesulitan dan bukannya mengambil alih kesulitan tersebut. Semoga dengan demikian anak-anak itu kelak memiliki kesanggupan menghadapi tugas-tugas berat demi memperjuangkan agamanya.
Semoga kelak mata kita disejukkan oleh hadirnya anak-anak yang merelakan keringatnya, hartanya dan letih-lelahnya untuk menolong agama Allah ‘Azza wa Jalla. Mereka berpenat-penat karena amat sangat mengingini akhirat. Bukan karena terpukau gemerlap dunia.
Masalahnya, dimanakah kita harus menyekolahkan anak-anak kita agar mereka memperoleh pendidikan yang menghidupkan jiwa mereka, menegakkan iman mereka, dan membangkitkan tekad yang kuat untuk senantiasa memperjuangkan agamanya?* SUARA HIDAYATULLAH AGUSTUS 2012


Menegakkan Adab pada Murid


Perkara yang tampaknya sepele, tetapi paling sulit kita tegakkan adalah niat ikhlas karena Allah Ta’ala dan bertujuan hanya untuk meraih ridha Allah ‘Azza wa Jalla. Padahal niat merupakan perkara penting yang dengannya nilai amal ditentukan.
Begitu pula dalam menuntut ilmu, niat merupakan aspek tak terlihat yang sangat berpengaruh terhadap apa yang akan mereka peroleh selama belajar. Itu sebabnya, pendidik harus senantiasa mengingatkan mereka dengan penuh kesungguhan dan kreativitas. Seorang pendidik membangun niat pada peserta didik agar mereka siap menjadi murid, yakni pribadi yang secara aktif berkeinginan sangat kuat terhadap kebaikan, kebenaran dan ilmu. Bukan sekadar mendengar, menerima dan mengingat atau mencerna saja.
Sejak kapan kita kenalkan anak dengan masalah niat? Sejak jenjang paling awal pendidikan mereka. Lalu kita berusaha menumbuhkan pada diri mereka niat ikhlas itu tahap demi tahap. Kita menumbuhkan, membangun, menguati, dan merawat niat itu dengan penuh kesungguhan karena niat merupakan masalah yang paling menentukan. Pada saat yang sama, kita perlu kreatif dalam menata niat pada diri murid-murid kita karena sesuatu yang bersifat rutin untuk jangka panjang akan terasa hambar jika kita ingatkan dengan cara yang sama setiap saat.
Mari kita ingat sejenak sabda Nabi shallaLlahu ‘alaihi wa sallam tentang betapa pentingnya niat, “Sesungguhnya amal perbuatan itu bergantung pada niatnya. Sesungguhnya setiap orang itu mendapat sesuai dengan apa yang ia niatkan. Barangsiapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka pahala hijrahnya adalah pahala hijrah karena Allah dan Rasul-Nya. Barangsi¬apa berhijrah karena ingin mendapat dunia atau karena wanita yang akan ia nikahi, maka ia hanya akan men¬dapatkan apa yang dituju.” (Riwayat Bukhari & Muslim).
Khusus terkait niat menuntut ilmu, Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mencari ilmu yang seharusnya ditujukan untuk mengharap wajah Allah ‘Azza wa Jalla, lalu tidaklah dia mempelajarinya melainkan untuk mencari keuntungan dunia, maka dia tidak akan mencium aroma surga.” (Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah & Al-Hakim).
Maka betapa celaka orang yang bertekun-tekun menuntut ilmu tapi salah niat, meski yang ia tekuni adalah ilmu dien. Padahal menuntut ilmu merupakan jalan yang memudahkan seseorang meraih surga, sebagaimana sabda Nabi, “Dan barangsiapa yang meniti jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (Riwayat Muslim).
Lihatlah, betapa berbedanya. Sama ilmu yang dipelajari, tetapi beda niat yang menggerakkannya, beda pula nilainya di sisi Allah ‘Azza wa Jalla. Jika niat mencari ilmu lurus dan bersih karena Allah Ta’ala, maka baginya ilmu yang penuh barakah; ilmu yang membawa kebaikan bagi yang menguasainya dan bahkan bagi orang lain.
Di sisi lain, lurusnya niat dan kuatnya tekad berpengaruh besar terhadap pribadi murid agar siap berpayah-payah mengejar ilmu. Apa yang mereka dapati di kelas dan berbagai majelis ilmu boleh jadi tidak menyenangkan, cara mengajar guru datar-datar saja, tetapi mereka mampu menikmati proses mencari ilmu tersebut bersebab lurusnya niat dan kuatnya tekad.
Pertanyaannya, apakah yang kita lakukan untuk menumbuhkan, membangun, merawat, dan menguatkan niat anak didik kita? Atau sudahkah kita tumbuhkan kesadaran pada diri mereka tentang niat mencari ilmu?
Menghormati Guru dan Bersabar dalam Memungut Ilmunya
Imam Syafi’i rahimahullah menasehati para penuntut ilmu, “Wahai saudaraku, ilmu tidak akan diperoleh kecuali dengan enam perkara yang akan saya beritahukan perinciannya: 1. kecerdasan, 2. semangat, 3. sungguh-sungguh, 4. biaya, 5. bersahabat (belajar) dengan ustadz, 6. membutuhkan waktu yang lama.”
Merupakan tugas guru untuk menumbuhkan pada diri anak kesadaran untuk mengerahkan kecerdasannya secara optimal dalam menyerap ilmu dan mengambil manfaat dari penjelasan guru. Pada saat yang sama, guru secara serius dan terencana membangkitkan semangat murid untuk belajar; bukan semata mengajar dengan cara menarik, tetapi terutama bagaimana murid memiliki semangat yang tak putus-putus, meski terik matahari sedang menyengat. Tugas guru menumbuhkan semangat dalam diri anak. Bukan sekadar karena suasana yang kondusif. Dan ini perlu dilakukan di awal anak masuk sekolah, lalu merawatnya hingga masa-masa berikutnya sehingga anak yang semula tidak bergairah di kelas, berubah menjadi sangat merindukan belajar bersama guru.
Nah.
Jika semangat belajar sudah tumbuh dengan baik, maka bekal berikutnya yang harus ditanamkan oleh guru adalah kesediaan murid untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Inilah bekal awal yang perlu mendapat perhatian utama dari guru dan lembaga pendidikan. Di antara bentuk kesungguhan itu adalah kesediaan murid untuk mendahulukan kepentingan pembiayaan belajar daripada pemenuhan keinginan atau bahkan kebutuhan yang lain. Ini bukan berarti keberhasilan sekolah ditentukan oleh biaya yang mahal, tetapi lebih kepada bagaimana murid bersedia menyisihkan uangnya untuk menuntut ilmu lebih daripada pemenuhan keinginan terhadap makanan, pakaian, dan lainnya. Terkait dengan ini, ada tugas penting yang perlu dilakukan oleh guru bersama lembaga pendidikan untuk membekali murid dengan kemampuan men-tasharruf-kan harta dengan tepat sesuai tuntunan syariat.
Wujud lain kesungguhan menuntut ilmu adalah kesediaan meluangkan waktu yang lama dalam belajar. Kesadaran bahwa tiap-tiap ilmu memerlukan waktu panjang untuk menguasainya dengan benar-benar matang juga penting dalam menjaga semangat. Jika kesadaran itu ada, maka murid akan lebih mampu bersabar. Mereka tidak cepat putus asa.
Pada akhirnya, kita harus menanamkan keinginan yang kuat pada diri murid agar bersahabat dengan guru, yakni berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menghormati guru, mendengarkan dengan penuh perhatian dan menjadikan guru ridha kepadanya. Inilah penentu sukses pendidikan. Selaras dengan itu, guru pun bertanggung-jawab menjadikan murid memiliki penghormatan yang tulus. Guru harus menanamkan sikap ini bukan karena menginginkan penghormatan, tetapi karena sadar betul bahwa ia harus menyiapkan murid untuk memiliki bekal sukses dalam menuntut ilmu, yakni menghormati guru.
Mari kita ingat kembali 3 bekal sukses sebagai murid, yakni percaya kepada guru, menghormati (memuliakan) guru serta memiliki ikatan emosi yang sangat kuat terhadap guru. Bantulah mereka agar dapat memiliki 3 bekal tersebut dengan menanamkan kesadaran, menginspirasi dan menegakkan manner & etiquettes (adab) terhadap guru, baik di sekolah maupun di kelas. Dalam hal ini, sekolah harus memiliki aturan dan batasan efektif. Wallahu a’lam bish-shawab. SUARA HIDAYATULLAH JULI 2012

Kuncinya Pada Guru

Apakah yang dapat kita harapkan dari guru-guru yang datang ke kelas hanya untuk menerangkan mata pelajaran? Apakah yang dapat kita minta dari para guru yang datang ke kelas hanya berbekal pengetahuan sederhana? Apakah yang dapat kita jaminkan atas anak-anak kita jika guru hanya peduli jam mengajar? Sementara tentang murid-muridnya, ia nyaris mengenali kecuali sekadar nama, wajah, dan suaranya saja.
Sungguh, kunci keberhasilan guru terutama terletak pada kompetensi sebagai pengajar, baik kompetensi mengajar maupun kompetensi dalam bidang studi yang ia ajarkan. Tapi sungguh, bukan itu yang paling pokok. Ada yang lebih mendasar lagi, yakni adakah kerisauan besar dalam dirinya yang ia hayati sepenuh hati dan ia perjuangkan dengan sungguh-sungguh. Ia risau atas keadaan anak-anak di zaman ini. Ia menginginkan kebaikan yang besar pada diri muridnya. Dan ia menghabiskan waktunya dengan memberi perhatian, berjuang dengan sungguh-sungguh dan belajar secara gigih agar dapat mengantarkan anak didiknya menjadi manusia-manusia terbaik sesuai apa yang ia yakini sebagai kualitas ideal manusia.
Tanpa obsesi yang sangat tinggi untuk mendidik para murid menjadi manusia ideal, maka kegiatan mengajar hanya sekadar rutinitas saja. Begitu pula sekadar mampu merumuskan cita-cita secara tertulis, tapi tidak memiliki ikatan emosi dengan cita-cita tersebut, sulit baginya untuk meluangkan waktu bagi murid-muridnya sekaligus melapangkan telinga untuk mendengarkan penuturan murid dengan sepenuh jiwa. Mengajar hanya sekadar kegiatan fisik saja. Ia tidak membekas pada diri guru, tidak pula pada diri murid.
Jika materi yang mudah diingat saja tak membekas, apalagi dengan adab yang memerlukan kesabaran, dorongan, dukungan, dan pendampingan dalam membentuknya. Maka, kunci sangat penting memulai ta’dib (proses pendidikan adab) adalah guru. Adakah para guru yang melakukan ta’dib memiliki kecintaan terhadap murid-muridnya? Adakah para guru amat mengingini bagusnya akhlak anak didik? Bukan agar mudah menangani mereka, tetapi karena mengingini keselamatan anak didik di Yaumil-Qiyamah. Tampaknya tipis perbedaannya, tetapi jauh sekali akibatnya. Merisaukan akhlak anak didik karena mengingini keselamatan mereka di akhirat mendorong kita lebih sabar menghadapi kesulitan. Sementara merisaukan akhlak hanya karena mengingini penanganan anak jadi lebih mudah, membuat kita mudah berpuas diri. Mencukupkan diri dengan yang tampak dan mudah abai terhadap apa yang kurang.
Berkenaan dengan keprihatinan yang amat dalam ini, teringatlah saya dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (At-Taubah [9]: 128).
Sangat mengingini keimanan dan keselamatan. Inilah perkara penting yang harus dimiliki oleh seorang guru yang benar-benar berkeinginan membangun adab pada diri murid-muridnya. Ia bersungguh-sungguh mendidik, memiliki belas-kasih lagi penyayang. Kecintaan itu memang ada di dalam hati. Begitu pula besarnya keinginan untuk membaguskan murid-murid. Tapi ia amat berpengaruh pada kata yang kita ucapkan, adakah ia menjadi perkataan yang membekas ataukah sekadar lewat saja.
Selebihnya, seorang guru perlu memperhatikan adab-adab mengajar. Semoga Allah Ta’ala mudahkan upaya membangun adab pada diri murid.
Lalu, apa saja yang penting untuk diperhatikan:
Tulus Mengajar
Bekal penting yang harus dimiliki oleh setiap guru adalah ketulusan mengajar. Tidak berharga suatu amal tanpa keikhlasan. Boleh jadi seorang guru memang bekerja pada sebuah lembaga pendidikan. Tetapi di atas itu semua, ia adalah orang yang sangat berpengaruh dalam menempa jiwa anak didik. Maka lebih dari sekadar tugas mengajar, ia harus memiliki ketulusan yang amat dalam sehingga ringan hatinya menyambut kehadiran dan keingintahuan anak didiknya.
Sama pentingnya dengan ketulusan adalah bagusnya penyambutan terhadap anak didik sehingga mereka merasa dicintai oleh gurunya atau pengasuhnya di asrama. Inilah yang akan melahirkan rasa hormat pada diri anak didik terhadap guru. Ini pula yang menjadikan anak didik lebih mudah menerima nasehat dan ilmu dari guru.
Tentang menyambut penuntut ilmu, teringatlah saya pada Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabrani dari Shafwan bin ‘Asal Al-Muradi. Ia berkata, ”Saya mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam dan beliau di masjid bersandar dengan memakai burdah merah. Saya berkata kepada beliau, ‘Ya Rasul Allah, saya datang untuk menuntut ilmu.”
Beliau bersabda, “Selamat datang penuntut ilmu! Sesungguhnya penuntut ilmu dinaungi oleh para malaikat dengan sayapnya, kemudian mereka saling menumpuk hingga langit dunia, karena kecintaan mereka terhadap apa yang dia pelajari.” (Riwayat Ath-Thabrani).
Ketulusan mengajar itu juga ditampakkan dengan sikap saat bicara, ditampakkan juga saat mendengar murid berbicara. Bukankah kita ingat bagaimana Rasulullah mencondongkan badan ketika mendengarkan lawan bicara?
Tawadhu’
Salah satu kunci sukses seorang murid adalah hormat kepada guru. Dan rasa hormat kepada guru ini akan tertancap lebih kuat dalam diri murid jika ia memiliki seorang guru yang tawadhu’, guru yang rendah hati. Bukan rendah diri. Bukan pula yang gila hormat dan selalu ingin didengar. Faktor yang sangat menentukan keberhasilan murid memang kesediaan dan kesungguhan mendengarkan ucapan gurunya. Tetapi pada saat yang sama, guru juga perlu menjadikan dirinya sebagai sosok yang pantas untuk senantiasa didengar dan dipatuhi oleh muridnya.
Mari kita ingat sejenak perkataan Anas bin Malik tentang pribadi Rasulullah. Ia berkata, “Tidak ada orang yang paling dicintai oleh para Sahabat melebihi Rasulullah. Walau begitu, ketika melihat Rasulullah mereka tidak berdiri karena mengetahui bahwa Rasulullah tidak menyukai hal itu.” (Riwayat Bukhari, Ahmad, At-Tirmidzi & Adh-Dhiya’ Al-Maqdisi).
Hadis ini memberi pelajaran kepada kita tentang sosok guru paling sempurna, Rasulullah. Kecintaan para muridnya –para Sahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in– tak diragukan lagi. Tetapi kecintaan yang besar itu tidak menyebabkan mereka berdiri menghormat. Ini merupakan salah satu saja dari sekian banyak pertanda tentang kerendah-hatian beliau sehingga justru menjadikan beliau makin dicintai.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang suka untuk disambut dengan cara berdiri, maka hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya di api neraka.” (Riwayat Abu Dawud).
Mengenali Murid
Hal lain yang perlu dimiliki guru adalah kesediaan dan keinginan untuk mengenali pribadi muridnya dengan baik. Bukan hanya tahu nama dan wajah. Jangankan berbicara dalam konteks pendidikan adab, lebih khusus lagi pendidikan Islam, bicara pendidikan secara umum pun pengenalan yang baik terhadap murid memegang peranan penting. Banyak masalah yang berkembang di kelas maupun asrama karena guru tidak memiliki pengenalan yang baik terhadap murid, sehingga tidak mampu membaca apa yang sedang menjadi keresahan muridnya. Kadang guru bahkan seperti tak peduli dengan keadaan murid.
Pengenalan yang baik terhadap murid memudahkan guru bertindak secara lebih tepat. Selain itu, juga meringankan hati mereka untuk lebih toleran terhadap murid. SUARA HIDYATULLAH MEI 2012

SEMOGA BERMANFAAT~~~~~~~~~~~~~

Jumat, 21 Juni 2013

SERBA SERBI KARAKTER PADA MANUSIA

Tentu sangat menyenangkan mempunyai kehidupan profesi yang sesuai dengan apa yang kita inginkan ditambah lagi suasana bersahabat dan kooperatif yang ditunjukan oleh para rekan sekerja kita. pekerjaan yang dianggap berat pun akan terasa ringan akibat dukungan para teman yang membahagiakan. Namun ketika rekan sekerja menjadi batu sandungan bagi anda, terlebih kehadirannya menghambat kinerja kita, apa yang harus dilakukan?
Banyak ragam perilaku menjengkelkan di kantor. Mulai dari suka mencari muka kepada atasan, senang mengadu domba, senang memanfaatkan demi kepentingan pribadi, dan sebagainya. Menghadapi orang-orang seperti ini memang tidak mudah, karenanya agar keberadaan orang-orang ini tidak mengganggu kita sehingga kita tetap nyaman bekerja, berikut tipsnya:
Memahami alasannya
Banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan karakter seseorang. Selain sifat dasar yang diberikan Tuhan sejak lahir, kondisi keluarga dan lingkungan juga sangat berperan besar dalam pembentukan tersebut. Untuk itu berusahalah memahami alasan kenapa si individu bisa berprilaku demikian. Tidak jarang mereka yang suka mencari perhatian biasanya karena sejak kecil memang kurang diperhatikan keluarga maupun lingkungan. Orang-orang seperti ini "haus" perhatian maupun perhargaan. Jika memahami hal ini, kita cenderung untuk berempati terhadap dirinya.
Anda bebas bereaksi
Salah satu ciri seseorang dianggap dewasa apabila ia mampu mengendalikan diri dan emosi ketika menghadapi sebuah masalah. Kekuatan ini lahir dari mereka yang sudah memiliki prinsip dan menemukan nilai-nilai dalam hidupnya. Oleh karenanya mereka bebas memilih respon dari setiap stimulus yang datang dari luar dirinya. Sama halnya dalam menghadapi rekan kerja menjengkelkan, Anda bebas untuk memilih respon. Entah itu, mau ikut marah, diam atau bahkan berterima kasih karena belajar sesuatu dari kejadian tersebut. Tidak jarang mereka yang sudah bebas ini dapat tersenyum ketika "cobaan" datang padanya.
Ucapkan Syukur
Inilah salah satu yang sukar kita lakukan jika menghadapi masalah, yaitu tetap mengucap syukur. Mengapa mengucap syukur? Karena setiap peristiwa yang kita alami, kita dapat belajar dari hal tersebut. Dan pastinya kita menjadi bijak untuk terus melakukan yang tepat dan melupakan hal yang tidak solutif. Karena itu mengucap syukurlah.


Karakter cowok dan karakter cewek [perbedaan]

Pola Berpikir
Cara pandang dalam otaknya cowok cenderung didasari pada sebuah fakta, sementara cewek lebih cenderung hal-hal konsep dan jalinan hubungan. Semangat cewek sama halnya dengan sistem kereta api bawah tanah, yaitu saling berhubungan, sedangkan semangat cowok seperti kapal di atas lautan yang berlayar dari titik A menuju titik B.

Hal Memerintah
Cowok itu cenderung lebih tegas, sementara cewek lebih halus tetapi dengan penekanan di akhir kalimat. Di satu sisi mereka berusaha mempertahankan keharmonisan, tetapi di sisi lain mereka memberi penekanan seperti kata-kata yang diucapkan di akhir kalimat seperti, “Kamu bisa, kan?”

Pemilahan
Cowok dapat bekerja sama dengan orang yang tidak disukainya. Cewek pada umumnya sulit untuk dapat bekerja sama dengan orang yang tidak disukainya. Hal ini dikarenakan cowok dapat memilah-milah, “Pekerjaan, ya, pekerjaan.” Sebaliknya, cewek dalam melakukan sesuatu selalu menghubungkan hal satu dan lainnya. Contohnya, bisa saja terjadi mereka tidak dapat bekerja dengan si X yang sering bercanda dengan cara tidak sopan.

Mengekspresikan Perasaan
Bila seorang cowok ingin mengutarakan perasaannya, mereka akan membicarakannya kepada istri atau kekasihnya. Paling tidak, pada orang terdekatnya. Sementara cewek dapat mengutarakan perasaannya kepada siapa saja, tidak selalu kepada orang yang dekat dengannya, baik kepada teman sekerja ataupun kepada sesama cewek yang sama-sama sedang mengantre di kasir. Bahkan kepada dokter dan tukang potong rambut pun mereka bisa bercerita dengan bebas.

Pendekatan Saat Ada Masalah
Saat menghadapi masalah, cowok akan berpikir untuk mencari jalan keluarnya. Bagi cewek, tidak cukup hanya dengan memikirkan permasalahan yang dihadapi. Cewek memerlukan seseorang untuk mendengarkan keluhannya walaupun orang tersebut tidak selalu harus memberi solusi. Cowok memerlukan solusi. Cowok senang memecahkan permasalahan, tidak hanya membicarakannya.


Jangan Biarkan Perbedaan Karakter Mengganggu Hubungan

Karena banyaknya pertanyaan yang diterima oleh redaksi FIMELA.com mengenai hubungan yang diwarnai dengan banyak perbedaan, kami mengajak para Fimelova untuk berbagi pendapat dan pengalaman mengenai hal tersebut. Berikut adalah rangkuman hasil riset FIMELA.com untuk atasi permasalahan yang disebabkan oleh perbedaan karakter. Baca terus!
Apakah kamu pernah menjalani sebuah hubungan yang awalnya begitu manis dan penuh cinta, untuk kemudian menyadari bahwa saat masa bulan madu dalam hubungan sudah berlalu, perselisihan demi perselisihan mulai bermunculan karena perbedaan yang tadinya tak terasa. Perbedaan karakter memang sesuatu yang sukar dihindari dalam suatu hubungan. Namun tak berarti tak akan berhasil. Simak saja kerukunan pasangan seleb Gwyneth Paltrow dan Chris Martin.
Menurut jawaban yang didapatkan dari Quiz: “Bagaimana menghadapi masalah dalam hubungan?”, 44% dari 300 responden menyatakan bahwa sumber permasalahan terbesar dalam hubungan mereka adalah karena perbedaan karakter ataupun cara berpikir yang mendasar. 75% dari mereka tetap berusaha untuk mempertahankan hubungan dengan alasan (kebanyakan) karena cinta, sementara 25% memutuskan untuk berpisah karena lelah menghadapi pertikaian yang tidak kunjung selesai.
Sebelum akhirnya memutuskan berpisah, kebanyakan sudah berusaha mencoba untuk mempertahankan hubungan selama lebih dari satu tahun. Ada yang berusaha untuk mendiskusikan permasalahan dengan pasangan, berusaha berubah, menyabarkan diri, mengalah, sampai yang mencoba menghindari pertengkaran dengan mendiamkan masalah. Namun, terbukti bahwa usaha tersebut tidaklah berhasil. Mengapa?
Karena ternyata kedua pihak di dalam hati belum bisa menerima perbedaan di antara kita dan pasangan. Ya, memang diskusi dan pembahasan telah dilakukan. Ya, memang salah satu pihak akhirnya berusaha berubah dan mengalah. Namun, pihak yang mengalah justru memendam masalah itu dalam hati dan bukannya menerima sifat dan karakter pasangan ada adanya. Mereka hanya mengalah untuk menghindari pertengkaran, sementara akar permasalahan tidak dituntaskan. Akhirnya, pihak yang mengalah dan berusaha berubah akan merasa tidak puas dan lama kelamaan perasaan yang tertekan ini ibaratnya menjadi seperti sebuah bom waktu yang siap untuk meledak.
Saat masalah lain datang, perbedaan karakter memunculkan kembali permasalahan yang sama sampai lama kelamaan banyak pasangan yang menyerah dan mengakhiri hubungan. Lalu, bagaimana dengan 75% responden yang mempertahankan hubungan? What do they do differently?

Banyak pasangan yang masih bertahan mengatakan bahwa mereka berusaha berdiskusi, bersabar untuk menangani setiap permasalahan dengan kepala dingin, berusaha berubah bahkan sampai berpisah untuk sementara waktu. Tetapi sama seperti para responden yang berujung pada perpisahan, rata-rata mengakui bahwa segala usaha ini tidak memberikan perubahan permanen pada dinamika hubungan dengan pasangan. Sebagian besar merasa bahwa masalah yang sama akan muncul kembali akibat perbedaan karakter diantara mereka.
Satu hal yang menjadi kunci keberhasilan para responden yang mengakui adanya perubahan positif di dalam hubungan adalah sikap menerima perbedaan yang ada. Mereka tidak lagi berandai-andai apabila pasangan akan berubah menjadi lebih perhatian, menjadi tidak posesif, atau tidak lagi mementingkan teman-temannya. Mereka juga tidak mengalah sambil berharap bahwa pasangan akan berubah suatu saat nanti. Tapi, mereka berusaha untuk sadar bahwa pasangannya memang seperti itu, berusaha menerima dan mencintai pasangan sebagaimana mereka adanya.
Sewaktu cara pandang kita berubah seperti ini, perubahan akan terjadi di dalam diri kita sendiri. Tuntutan kita akan berkurang, rasa ketidakpuasan mungkin tidak menghilang, tapi bisa diatasi. Kita akan jadi lebih bisa menerima dan mengerti saat pasangan melakukan hal yang memang sesuai dengan sifat dan karakternya. Ini juga akan membuat kita lebih mudah memaafkan pasangan. Perasaan dan emosi kita pun akan menjadi lebih stabil karena memang sejujurnya kita sudah bisa menerima pasangan apa adanya. Ingatlah, bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Laki-laki dan perempuan memang diciptakan berbeda untuk saling mendukung dan melengkapi. Apabila kamu sudah menikah dengan pasangan, atau merasa telah menemukan seseorang yang tepat, cobalah menurunkan ego dan belajar mencintai mereka apa adanya.
Di lain pihak, apabila kita sudah mengusahakan segala sesuatu tetapi tetap tidak bisa menerima perbedaan tersebut, janganlah berkecil hati. Mungkin memang mereka bukanlah pasangan yang tepat untuk kamu dan mengucap syukur saja karena tentunya ada seseorang yang lebih baik untuk kamu. Jangan takut dengan alasan nggak ada orang lain di luar sana yang lebih tepat untuk kamu karena  50% dari responden kuis pun percaya bahwa masih ada yang lebih baik dan lebih tepat untuk mereka. Mungkin saat ini masih terasa berat karena kamu masih mencintai pasangan, atau terbawa perasaan. But, who knows? Seiring dengan waktu, pada akhirnya pasangan yang tepat akan datang untukmu.
Pada akhirnya, apapun pilihan kamu, yang terpenting adalah mengusahakan diri kita untuk menjadi yang seseorang yang lebih baik. After all, happiness comes from within. Setuju?


Perbedaan Sifat Alami Cewek (Wanita) dan Cowok (Lelaki)

Perbedaan Sifat Alami Cewek (Wanita) dan Cowok (Lelaki) >> Ada banyak perbedaan sifat alami yang mendasar antara Sifat Alami Cewek (Wanita) dan Sifat alami Cowok (Lelaki), :) yang tentunya dapat membedakan antara lelaki (cowok) dan wanita (cewek). Khususnya perbedaan sifat ini akan akan lebih jelas terlihat saat usia memasuki tahap dewasa. :D
Perbedaan Sifat Alami Cewek (Wanita) dan Cowok (Lelaki)
Pada usia anak-anak dan remaja perbedaan sifat alami ini tidak terlalu terlihat karena mereka memang dalam masa pertumbuhan.
Perbedaan sifat alami ini dikarenakan adanya perbedaan struktur otak antara lelaki (cowok) dan wanita (cewek). Perbedaan struktur otak ini mengakibatkan perbedaan pula cara memproses informasi yang masuk kedalam otak, dan mengakibatkan pula perbedaan prioritas, tingkah laku, persepsi dan pengertian pada lelaki (cowok) dan wanita (cewek).
Berikut ini adalah beberapa perbedaan sifat alami mendasar:
  • Jangkauan Sudut Pandang:
Perbedaan sifat alami dalam Jangkauan Sudut Pandang >> Bila diukur dari hidung, maka wanita (cewek) mempunyai jangakauan sudut pandang yang relatif lebih besar. Menurut penelitian, jangakauan sudut pandang wanita (cewek) berkisar antara 45 derajat sampai dengan 180 derajat, diukur dari hidung kearah kanan kiri atas bawah.
Jadi kaum wanita (cewek), dengan jangkauan sudut pandang yang luas itu bisa melihat isi lemari tanpa menggerakkan kepalanya, hanya dengan modal plirak-plirik saja mereka bisa menemukan barang yang dicari.
Ini berbeda dengan kaum leleki yang mempunyai sudut pandang yang relatif lebih kecil. lelaki (cowok) bila memandang sesuatu maka otak akan memproses pandangannya itu ibarat teropong bajak laut Jack Sparrow. Jauh dan lebih fokus, dan juga akan mencari KATA yang tertulis diotak tentang benda yang dicari atau ingin dilihat.
Contohnya begini:
Seorang lelaki (cowok) hendak mencari susu DENKO yang berbentuk kotak dalam lemari es. Setelah dibuka pintunya, dan dilihat kedalam lemari es, ia tidak menemukan kotak susu bertulisan DENKO di dalam lemari es tersebut.
Kemudian datang wanita (cewek) melihat kedalam lemari es tersebut, dan dalam sekejap ia menemukan kotak susu DENKO tersebut.
Hal ini bisa terjadi karena perbedaan sudut pandang tadi dan perbedaan cara otak memproses informasi yang diteruskan oleh mata ke dalam otak.
Penelitian mengungkapkan bahwa otak lelaki (cowok) mencari kata DENKO di dalam lemari es. bila posisi kotak DENKO tadi terbalik, atau arahnya tidak mengarah bagian depan yang ada tulisannya, maka otak lelaki (cowok) akan menyimpulkan barangnya tidak ada atau tidak kelihatan.
  • Struktur Otak
Perbedaan sifat alami dalam Struktur Otak >> Dalam susuna struktur otak wanita (cewek), kemampuan untuk berbicara terutama ada dibagian depan otak kiri dan sebagian kecil di otak sebelah kanan.Sementara untuk lelaki (cowok), kemampuan berbicara dan bahasa itu bukan kemampuan otak yang penting. Adanyapun cuma di bagian otak kiri dan tidak ada area yang spesifik. Otak lelaki (cowok) itu terkotak-kotak dan mampu memilah-milah informasi yang masuk.
Jadi jangan heran kalau wanita (cewek) lebih senang berbicara dan banyak pula yang dibicarakan, karena kedua belah otaknya mampu bekerja sekaligus.
Di malam hari, setelah seharian penuh beraktivitas, lelaki (cowok) bisa menyimpan semuanya diotaknya. Sementara otak wanita (cewek) tidak bekerja seperti itu.
Informasi atau masalah yang diterimanya akan terus berputar-putar dalam otaknya. Dan ini tidak akan berhenti sampai dia bisa mencurahkan habis isi otaknya alias curhat.
Oleh sebab itu, kalo wanita (cewek) bicara, tujuannya adalah untuk mengeluarkan unek-uneknya, bukan untuk mencari kesimpulan atau solusi seperti yang dilakukan kaum lelaki (cowok).
  • Membangun Hubungan Lewat Percakapan
Perbedaan sifat alami dalam Membangun Hubungan Lewat Percakapan >> Rata-rata wanita (cewek) bisa bicara 20 ribu kata dalam sehari. Sementara lelaki (cowok)  hanya sekitar 7 ribu kata sehari atau bahkan lebih sedikit dari itu.
lelaki (cowok) jika sudah menghabiskan 7 ribu kata, maka dia tidak akan berminat untuk bicara lebih lanjut.Persediaan si wanita (cewek) tergantung dari apa yang sudah ia lakukan sepanjang hari.  Kalau dia sudah banyak berbicara dengan orang lain hari itu, dia pun akan sedikit berbicara.
Kalau dia tinggal sendirian di rumah saja, mungkin ia sudah menggunakan 5 ribuan kata. Jadi masih ada 15 ribu lagi! :toe:
  • Multitasking
Perbedaan sifat alami dalam Multitasking >> Dari penelitian, lelaki (cowok) cuma bisa melakukan satu hal pada suatu waktu. Semua penelitian yang ada menemukan bahwa otak lelaki (cowok) lebih terspesialiasi, terbagi-bagi. Otak lelaki (cowok) berkembang sedemikian sehingga mereka hanya dapat berkonsentrasi pada satu hal yang spesifik pada suatu saat, sehingga sering mereka bilang mereka bisa mengerjakan
semuanya tapi ‘satu-satu donk!!’. jika lelaki (cowok) menepikan mobil untuk membaca peta, biasanya dia juga akan
mengecilkan suara radio atau tape.
Banyak wanita (cewek) yang bingung kenapa. Kan bisa saja baca peta sambil dengar radio dan bicara? :garuk:
Atau kadang wanita (cewek) suka bingung: “Kalo dia lagi baca koran, kok dia
tidak bisa dengar tadi saya bilang apa?”
Jawabannya adalah karena sedikit sekali jaringan yang menghubungkan
otak kiri dan kanan lelaki (cowok), sehingga kalo lelaki (cowok) yang lagi baca koran atau
nonton TV di-scan otaknya, kita bakal tau bahwa dia seketika itu juga jadi budeg.. :haha:
Sementara otak wanita (cewek) punya konstruksi yang memungkinkan wanita (cewek) melakukan  banyak hal sekaligus atau kerennya multitasking job.
wanita (cewek) bisa melakukan banyak hal yang sama sekali tidak berhubungan pada waktu bersamaan, dan otaknya tidak pernah putus, selalu aktif.
wanita (cewek) bisa bicara di telpon, pada saat yang sama masak di dapur dan nonton TV.  Atau dia bisa nyetir, dandan, mendengarkan radio dan bicara lewat hands-free, juga sambil nge-blog :pusing:
Tapi karena wanita (cewek) bisa pakai 2 sisi otaknya secara bersamaan, banyak
yang bingung membedakan kanan dari kiri pada saat tertentu. Sekitar 50% wanita (cewek) tidak bisa secara langsung nunjuk mana kanan dan mana kiri kalau ditanya. Tapi lelaki (cowok) bisa secara langsung mengidentifikasi kanan dari kiri.
Coba saja sewaktu ikut wanita (cewek) yang menyetir mobil terus kita bilang “belok kanan” atau “belok kiri” TANPA menunjuk arah pakai tangan atau menggerakkan tubuh yang lain, kemungkinan besar wanita (cewek) akan bertanya lagi nunjuk kiri kanan tanpa seketika tahu mana kanan atau kiri. :haha:
  • Indirect Speech
Perbedaan sifat alami dalam Indirect Speech >> wanita (cewek) kalau berbicara biasanya menggunakan indirect speech alias memberikan isyarat tentang apa yang sebenarnya dia inginkan.
Tujuannya adalah untuk menghindari konflik atau konfrontasi sehingga bisa terjalin hubungan yang harmonis satu sama lain.
Indirect speech biasanya menggunakan kata-kata seperti: ‘kayaknya’, ‘sepertinya’dan sebagainya.Ketika wanita (cewek) bicara menggunakan indirect speech ke wanita (cewek) lain, tidak pernah ada masalah.
wanita (cewek) lain cukup sensitif untuk mengerti maksud sebenarnya.
Tapi, bila dipakai untuk bicara dengan lelaki (cowok) , bisa berakibat fatal!
Kebanyakan lelaki (cowok) menggunakan bahasa langsung atau direct speech dan mereka mengambil makna sebenarnya dari apa yang orang lain katakan.
Contohnya:
Pada suatu hari pasangan Danda dan Dinda akan pergi menghadiri undangan perkawinan tetangganya. Dinda baru beli baju baru untuk kondangan. Ditangannya ada 2 pasang baju, satu berwarna putih dan satu lagi berwarna hijau. Lalu  bertanya kepada Danda.
“Mas, yang mana yang mesti Dinda pakai untuk kondangan nanti?” Tanya Dinda.
Mencoba jawaban diplomatis si Danda menjawab: ” Yang mana saja deh, semua sama bagusnya..”
Dinda: ” Ayo dong mas, yang mana yang kelihatan lebih bagus, yang putih apa yang ijo?”
Danda: “Yang warna putih..”
Dinda: “Memangnya yang ijo kenapa? Kamu memang dari dulu gak suka sama yang ijo, padahal aku beli mahal-mahal dan kamu gak suka kan..!”
Danda (dalam hatinya): “Kalau tidak mau dengar pendapatku kok tadi maksa nanya!! :toe:
Dari contoh diatas, Danda pikir dia tadi disuruh memecahkan atau mencari solusi dari masalah pemilihan baju. Tapi ketika masalahnya sudah dia pecahkan si Dinda malah kesal. Dinda sebenarnya sedang menggunakan bahasa tipe cewek banget atau istilahnya tadi itu indirect speech.
Dinda sebenarnya sudah memutuskan untuk memakai baju yang warna apa dan TIDAK sedang meminta pendapat atau mencari solusi, yang Dinda inginkan adalah konfirmasi bahwa ia terlihat menarik atau cantik dengan memakai baju warna hijau tadi.
Jadi itulah beberapa perbedaan sifat alami yang mendasar antara lelaki (cowok) dan wanita (cewek), penulis sendiri sudah membuktikan beberapa kejadian diatas secara nyata :hehe :D

“12 sifat dasar alami wanita”

  1. Cewek suka ke wc rame-rame. Karena, satu, butuh dukungan moral alias (pujian) pas lagi dandan. Dan kedua, buat ngomongin cowok-cowok yang nungguin mereka diluar.
  2. Pertanyaan kayak, “Aku gemuk gak sih?” dan “Potongan rambutku aneh ya?” dari cewek adalah pertanyaan jebakan buat memancing pujian. Jadi, apapun jawaban cowok sebenernya, jawab dengan pujian.
  3. Cewek biasanya merasa dirinya paling bener. Jadi kalo berargumen sama cewek, mendingan ngalah ato minta maaf. kalo pun pada akhirnya cewek ngaku salah, deep down inside her heart dia masih berpikir bahwa dialah yang benar.
  4. Karena cewek lebih sensitif, maka sering dianggap lebih lemah. Tapi dibalik penampilannya yang lembut, sebenernya justru punya mental yanglebih tahan banting dari cowok. bayangin aja, kalo cowok PMS pasti reaksinya bisa lebih menggila daripada cewek!!
  5. Kenapa cewek kalo dandan lama banget? Karena sifat kompetitifnya. Seorang cewek tampil cantik ga cuma buat menyenangkan ato menarik perhatian lawan jenis. Tapi juga untuk rasa puas dirinya sendiri ketika tampil lebih cantik daripada cewek lain.
  6. Salah satu sifat yang dominan di cewek adalah perfeksionis. Itu makanya, cewek kalo belanja suka lama. Karena cewek lebih memperhatikan detil. Warnanya salah dikit ga suka, Modelnya beda dikit langsung cari toko lain.
  7. Jangan coba-coba bohong sama cewek karena intuisinya kuat dan biasanya tahu kalo dibohongin. Tapi kalo nekat, silahkan. Asal, jangan sampe ketahuan aja. Soalnya cewek paling benci kalo dibohongin.
  8. Cewek ga suka sesuatu yang berlebihan. Misalnya, cewek suka diperhatiin tapi nggak suka kalo perhatiannya sampe ke tingkat annoying. Dikit-dikit telepon tanya udah makan ato belum, misalnya.
  9. Cewek lebih jago multitasking(melakukan beberapa pekerjaan secara bersama-sama) daripada cowok. Liat aja, Cowok kalo udah maen game nggak bakal ngeh diajak ngomong apapun. Tapi kalo cewek, bisa dengerin curhatan cowoknya dengan sungguh-sungguh, sambil ngecengin cowok lain. :hehehe…
  10. Cewek itu drama queen! Jadi, emang udah bawaanya suka mendramatisir sesuatu. Karena itu pula cewek pinter berakting. Sebenernya sedih, tapi tetep senyum dna ceria. Sebenernya nggak apa2 tapi bisa menitikkan air mata. Kenapa begitu? Maklum aja. Girls Love Drama. As simple as that!!
  11. Cewek tuh lebih pinter dari cowok. Mereka bisa membaca pikiran cowok. Namun terkadang mereka berlagak sedikit lemot, manja nd pura-pura ga ngerti. mengapa begitu? mereka tau kalo cowok ga suka cewek yang terlalu ‘pinter’ ato sok tau. Cowok lebih seneng dianggap lebih superior dari cewe. So berhati-hati guys, dalam membina hubungan dengan cewe sewaktu-waktu bisa saja kendali berpindah ke tangan cewek. nd bila itu terjadi, cowok lah yang bakalan dikendalikan cewek.
  12. Cewek lebih peduli terhadap karakter seorang cowok daripada penampilan(walopun terkadang penampilan juga menjadi hal yang cukup krusial). Itulah alasannya mengapa ketika masa SMA cowok-cowok berandalan sekolah punya cewek yang cakep. ya karena, mereka berani nunjukin karakter mereka yang liar.
“Fakta-fakta lain tentang Unsur Wanita (menurut ahli kimia Pria) :”
- Jika kau menciumnya, kau bukan gentleman
- Jika kau tidak menciumnya, kau bukan lelaki
- Jika kau memujinya, ia akan mengira kau ngegombal
- Jika kau tidak memujinya, kau adalah lelaki tak berguna
- Jika kau setuju semua keinginannya, dia akan ngelonjak
- Jika kau tidak setuju, kau tidak pengertian
- Jika kau bercinta dengannya, kau dicurigai “sudah ahli”
- Jika kau tidak bercinta dengannya, kau bukan lelaki
- Jika kau kunjungi dia sering-sering, dia pikir kau membosankan
- Jika tidak kau kunjungi sering-sering, dia menuduhmu main sama orang lain
- Jika kau berpakaian rapi, dia bilang kau menarik perhatian wanita lain
- Jika kau tidak berpakaian rapi, dia bilang kau berantakan
- Jika kau cemburu, dia bilang kau jahat
- Jika kau tidak cemburu, dia bilang kau tidak cinta padanya
- Jika kau ingin bercinta, dia kata kau tidak menghormatinya
- Jika kau tidak ingin bercinta, dia pikir kau tidak suka padanya
- Jika kau telat satu menit, dia akan marah-marah
- Jika dia telat satu jam, dia bilang itu memang seharusnya seorang wanita
- Jika kau mengunjungi wanita lain, dia akan menuduh kau punya wanita lain
- Jika dia dikunjungi lelaki lain, “Oh! Sudah biasa, kami wanita!”
- Jika kau menciumnya sebentar, dia tuduh kau orangnya dingin
- Jika kau menciumnya lama, dia teriak bahwa kau kurang ajar
- Jika kau gagal membantu dia menyeberang jalan, kau kurang etika
- Jika kau berhasil membantunya menyeberang jalan, dia anggap itu taktik lelaki
- Jika kau menatap wanita lain, dia tuduh kau buaya
- Jika dia ditatap lelaki lain, dia berkata bahwa mereka mengaguminya
- Jika kau membiayai hidupnya, dia pikir kau meremehkannya
- Jika kau tidak membiayai hidupnya, dia pikir kau pelit
- Jika kau bercinta dengan wanita lain, dia minta putus
- Jika dia bercinta dengan lelaki lain, “Bukan salahku! Dia yang memaksa!”
- Jika kau berhasrat bercinta dengannya, dia anggap hanya itu yang kau inginkan
- Jika kau tidak berhasrat bercinta dengannya, dia anggap kau jual mahal
- Jika kau bicara, dia ingin kau sendiri mendengar yang kau bicarakan
- Jika kau mendengar, dia ingin kau yang bicara
- Jika saat bercinta dia diam saja,dia minta dicumbu
- Jika saat bercinta kau diam saja, dia juga diam saja
- Jika dia menangis, kau salah telah membuatnya menangis
- Jika kau menangis, dia pergi darimu karena kau bukan lelaki sejati


Perbedaan Karakter Pria dan Wanita

Selasa, 02 April 2013

Laki-laki diciptaan oleh Allah dari wujud yang berbeda, asal-mula kaum laki-laki adalah berasal dari tanah, sedang wanita adalah dari tulang rusuk suami. Dari penciptaan yang berbeda ini maka perilaku, kebiasaan dan karakternya juga berbeda, rasul pernah mewartakan:

إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلْعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلْعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ وَفِيْهَا عِوَجٌ

“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk. Dan sungguh bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah yang paling atasnya. Bila engkau ingin meluruskannya, engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau ingin bersenang-senang dengannya, engkau bisa bersenang-senang namun padanya ada kebengkokan.” (HR. Al-Bukhari  Muslim )

Sifat dari tulang adalah keras dan sulit untuk diluruskan, begitulah gambaran kepribadian wanita, setiap tindakan atau perilaku yang menyimpang dari wanita, bila dibiarkan maka akan merusak harkat dan mertabat wanita, oleh karena itu perlu adanya kebijaksanaan dari kaum laki-laki khususnya suami. Demikian pula harus ada kesadaran dari kaum wanita bahwa dirinya adalah memang demikian, perasaannya sangat peka, sehingga salah dalam penerapan akan membuat luka yang tidak akan pernah terlupakan.

Antara pria dan wanita mempunyai karakter yang berbeda, sebagaimana disampaikan oleh Drs. H. Budiharto seorang Widyais swara:

1. Seorang wanita mampu menyimpan cinta dalam hati selama empat puluh tahun, tetapi dia tidak dapat menyimpan kebenciannya meskipun satu jam. Sebaliknya kaum pria mampu menyimpan kebenciannya walau selama beberapa tahun, tetapi tidak mampu menyimpan rasa cintanya meskipun satu jam.
2. Seorang pria mendambakan istrinya dengan cinta yang pertama, sedang wanita mendambakan seorang suami yang mencintai dengan cinta yang terakhir.
3. Akal wanita terletak pada kecantikannya, sedang keindahan pria terletak pada akalnya.
4. Pria mengetahui jalan menuju hati wanita, sedang wanita tidak mengetahui jalan menuju akal pria.
5. Wanita ingin hidup berbahagia dengan cinta, sedang pria mencintai untuk hidup bahagia.
6. Pada waktu bertunangan laki-laki banyak bicaranya dan wanita banyak mendengarkan. Setelah kawin wanita yang banyak bicara, sedang laki-laki banyak mendengarkan. Setelah lama kawin suami istri banyak bicara dan tetangga yang mendengarkan.
7. Pria menginginkan cepat-cepat, wanita ingin lambat-lambat.
8. Wanita bagaikan gudang, pria bagaikan pabrik. Gudang adalah penyimpan barang berharga tetapi apabila diambil terus-menerus akan habis, sedang pabrik tidak menyimpan barang, tetapi terus-menerus berproduksi.
9. Wanita bagaikan gelas, sedang pria bagaikan bawang merah. Gelas bila pecah sulit untuk dikembalikan seperti semula, sedang bawang merah bila busuk diluar, bila dikupas maka akan kelihatan utuh.
10. Istri yang jujur dan setia kepada suami meringankan setengah beban kehidupan suami, sirnalah kebahagiaan seorang istri, jika ia tidak mampu menjadikan suaminya kawan yang termulia. Dan tidak mungkin seorang pria hidup berbahagia tanpa didampingi oleh istri yang mulia.

Kisah wanita teladan:
Pada zaman rasul ada seorang wanita yang bernama Ummu Sulaim, beliau adalah ibu kandung Annas bin Malik. Ummu Sulaim sudah lama menjanda, karena mempunyai komitmen ingin membesarkan anaknya, dan setelah anaknya menginjak dewasa beliau menikah dengan Abu Thalhah dan mempunyai anak yang diberi nama Abu Umair. Pada suatu saat Abu Umair sakit sehingga ketika suaminya bekerja ia di rumah diasuh oleh ibunya, namun sakitnya tidak kunjung sembuh akhirnya Abu Umair meninggal dunia, oleh ibunya jenazah Abu Umair dimandikan, dikafani lalu dibaringkan ditempat tidur.

Ketika Abu Thalhah pulang dari bekerja pada senja hari, seperti biasanya telah disambut oleh istrinya bahkan sudah berhias, marawat kecantikannya lalu menemani suaminya makan dan minum, dan tak lupa menanyakan tentang keadaan anaknya. Dijawab oleh istrinya bahwa anaknya dalam keadaan tenang dan lebih baik dari biasanya. Setelah tenang kemudian keduanya bermaksud untuk beristirahat, namun keduanya kemudian melaksanakan hajatnya layaknya pengantin baru (berhubungan intim). Setelah selesai istrinya menanyakan kepada suaminya. Bagaimanakah bila kanda dititipi suatu barang oleh seseorang, dan suatu saat barang terseut mau diambil. Maka di jawab oleh Abu Thalhah, ya harus dikembalikan, karena itu adalah hak miliknya. Kemudian Ummu Sulaim mengatakan, anak kita adalah titipan dan dia sudah diambil oleh Allah.
Mendengar penuturan istrinya Abu Thalhah amat sedih mengapa tidak dikatakan sejak tadi, namun karena semuanya sudah tyerjadi dan beliau tidak bisa berbuat apa-apa dan pada pagi harinya melaporkan perihal tersebut kepada Rasulullah SAW. Dan Rasulullah menjawab wahwa Allah meridhai berkumpulnya pada malam hari, dan ini memang terbukti bahwa, Ummu Sulaim lalu hamil melahirkan anak yang diberi nama Abdullah bin Abu Thalhah yang akhirnya mempunyai sembilan anak yang semuanya hafal Alquran
- See more at: http://www.untajiaffan.com/2013/04/perbedaan-karakter-pria-dan-wanita.html#sthash.r4m63sNS.dpuf

Senin, 17 Juni 2013

SEPUTAR KEINGINAN DARI SEORANG ISTRI BUAT SUAMI DAN ATURAN2 SECARA ISLAMI

Wahai sang suami …. Apakah berat bagimu, untuk tersenyum di hadapan istrimu di kala dirimu masuk menemui istri tercinta, agar engkau meraih pahala dari Allaah?!!
Apakah membebanimu untuk berwajah yang berseri-seri tatkala dirimu melihat anak dan istrimu?!!
Apakah menyulitkanmu wahai hamba Allaah, untuk merangkul istrimu, mengecup pipinya serta bercumbu disaat engkau menghampiri dirinya?!!
Apakah gerangan yang memberatkanmu untuk mengangkat sesuap nasi dan menyuapkannya di mulut sang istri, agar engkau mendapat pahala?!!
Apakah susah, apabila engkau masuk rumah sambil mengucapkan salam dengan lengkap : “Assalaamu`alaikum Warahmatullaah Wabarakaatuh” agar engkau meraih 30 kebaikan?!!
Apakah gerangan yang membebanimu, jika engkau menuturkan untaian kata-kata yang baik yang disenangi kekasihmu, walaupun agak terpaksa, dan mengandung bohong yang dibolehkan?!!
Tanyalah keadaan istrimu di saat engkau masuk rumah!!
Apakah memberatkanmu, jika engkau menuturkan kepada istrimu di kala masuk rumah : “Duhai kekasihku, semenjak Kanda keluar dari sisimu, dari pagi sampai sekarang, serasa bagaikan setahun”.
Sesungguhnya, jika engkau benar-benar mengharapkan pahala dari Allaah walaupun engkau dalam keadaan letih dan lelah, dan engkau mendekati sang istri tercinta dan menggaulinya, niscaya dirimu akan mendapatkan pahala dari Allaah, karena Rasulullah bersabda :
“Dan di dalam mempergauli isteri kalian ada sedekah”.
Apakah melelahkanmu wahai hamba Allaah, jika engkau berdoa dan berkata : “Ya Allaah perbaikilah istriku dan berkatilah daku pada dirinya”
Sesungguhnya ucapan baik itu adalah sedekah. Wajah yang berseri dan senyum yang manis di hadapan istri adalah sedekah. Mengucapkan salam mengandung beberapa kebaikan. Berjabat tangan mengugurkan dosa-dosa. Berhubungan badan mendapatkan pahala.
Sumber : Bagaimana Merajut Benang Pernikahan Secara Islami oleh Syaikh Mustofa Al-’Adawy
Tanyalah keadaan istrimu di saat engkau masuk rumah!!
Apakah memberatkanmu, jika engkau menuturkan kepada istrimu di kala masuk rumah : “Duhai kekasihku, semenjak Kanda keluar dari sisimu, dari pagi sampai sekarang, serasa bagaikan setahun”.
Sesungguhnya, jika engkau benar-benar mengharapkan pahala dari Allah walaupun engkau dalam keadaan letih dan lelah, dan engkau mendekati sang istri tercinta dan menggaulinya, niscaya dirimu akan mendapatkan pahala dari Allah, karena Rasulullah bersabda :”Dan di dalam mempergauli isteri kalian ada sedekah”.
Apakah melelahkanmu wahai hamba Allah, jika engkau berdoa dan berkata : “Ya Allah perbaikilah istriku dan berkatilah daku pada dirinya”
Sesungguhnya ucapan baik itu adalah sedekah.
Wajah yang berseri dan senyum yang manis di hadapan istri adalah sedekah.
Mengucapkan salam mengandung beberapa kebaikan.
Berjabat tangan mengugurkan dosa-dosa.
Berhubungan badan mendapatkan pahala.
————————————-
RENUNGAN BUAT SANG ISTRI
(Syaikh Mustofa Al-‘Adawy)
Wahai sang Istri ….
Apakah akan membahayakan dirimu, apabila engkau menemui suamimu dengan wajah yang berseri, dihiasi simpul senyum yang manis di saat dia masuk rumah?
Apakah memberatkanmu, apabila engkau menyapu debu dari wajahnya, kepala, dan baju serta mengecup pipinya.?!!
Mungkinkah akan menyulitkanmu, jikalau engkau berkata kepada suami : “Alhamdulillah atas keselamatan Kanda, kami sangat rindu kedatanganmu, selamat datang kekasihku”.
Wahai sang istri…
Berdandanlah untuk suamimu dan harapkanlah pahala dari Allah di waktu engkau berdandan, karena Allah itu Indah dan mencintai keindahan
Pakailah parfum yang harum, dan ber-make-uplah, serta pakailah busana yang paling indah untuk menyambut suamimu.
Jauhi dan jauhilah bermuka masam dan cemberut.
Janganlah engkau mendengar dan menghiraukan perusak dan pengacau yang bermaksud merusak dan mengacaukan keharmonisanmu dengan suami.
Janganlah selalu tampak sedih dan gelisah, akan tetapi berlindunglah kepada Allah dari rasa gelisah, sedih, malas dan lemah.
Janganlah berbicara terhadap laki-laki lain dengan lemah-lembut, sehingga menyebabkan orang yang di hatinya ada penyakit mendekatimu dan menduga hal-hal yang jelek ada pada dirimu.
Selalulah dirimu dalam keadaan lapang dada, hati tentram, dan ingat kepada Allah setiap saat.
Ringankanlah suamimu dari setiap keletihan, kepedihan dan musibah serta kesedihan yang menimpanya.
Suruhlah suamimu untuk berbakti kepada ibu bapaknya.
Didiklah anak-anakmu dengan baik. Isilah rumah dengan tasbih, tahlil, tahmid, dan takbir, perbanyaklah membaca Al-Quran terutama surat Al-Baqarah, karena surat itu dapat mengusir setan.
Bangunkanlah suamimu untuk melaksanakan shalat malam, doronglah dia untuk melakukan puasa sunah, ingatkan dia akan keutamaan bersedekah, dan janganlah engkau menghalanginya untuk menjalin hubungan siraturrahim dengan karib kerabatnya.
Perbanyaklah beristighfar untuk dirimu, suamimu, serta kedua orang tua dan seluruh kaum muslimin. Berdoalah kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, agar dianugerahkan keturunan yang baik, niat yang baik serta kebaikan dunia dan akhirat. Ketahuilah sesungguhnya Rabbmu Maha Mendengar doa dan mencintai orang yang nyinyir dalam meminta. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan Rabbmu berkata : “Serulah Aku niscaya Aku penuhi doamu” (Al-Ghafir : 60).

17 Kata Mutiara Islami Perkawinan



Ketika seorang istri menceritakan seluruh masalahnya kepadamu, ketahuilah bahwa itu bukan keluhan yang akan menyusahkanmu dan membuatmu pusing akan setiap masalah yang menimpa. Melainkan ia melakukan hal tersebut karena ia mempercayaimu sebagai seorang suami yang mampu menjadi sandaran dalam hidupnya, tempat ketika ia harus meneteskan air mata yang mana engkau akan mengusap air mata tersebut menjadi sebuha senyuman.
Menikahlah ketika engkau muda, dan perbanyaklah keturunan -yang berkualitas- ketika engkau muda pula. Agar ketika datang masa tuamu, putra/putrimu sudah cukup kuat untuk menegakkan punggungnya sendiri, maupun punggung kedua orang tuanya.
Menikah itu lebih baik dari pada sendirian apapun alasannya, karena dengan menikah seseorang bisa belajar bertanggung jawab ketimbang sendirian dengan memaksakan alasan segala macam untuk menunda-nunda pernikahan.
Perlakukan keluargamu seperti memasak ikan kecil – dengan penuh kelembutan dan kehati-hatian. (Chinese Proverb).
Kadang-kadang adalah penting untuk suami istri bertengkar – mereka saling mengenal satu sama lain lebih dalam. (Goethe).
Bukalah matamu lebar-lebar sebelum pernikahan, dan setengah tertutup sesudahnya (Benjamin Franklin)
Satu keuntungan dari perkawinan adalah bahwa, ketika Anda berhenti mencintai dia, atau dia berhenti mencintai Anda, pernikahan membuat Anda bersama-sama sampai Anda saling jatuh cinta lagi. (Judith Viorst).
Suami dan Istri melihat kedalam cermin. Istri berkata: apa yang kau lihat? Suami menjawab… Sisa Hidup Saya (Rev Run).
Perkawinan itu ibarat istana untuk yang masih berada di luar: ingin cepat-cepat masuk, tetapi ibarat neraka untuk yang berada di dalam: ingin cepat-cepat keluar.
Semoga Allah memberi berkah kepadamu dan atasmu serta mengumpulkan kamu berdua (pengantin laki-laki dan perempuan) dalam kebaikan.
Rahasia menjadi pasangan suami istri yang bahagia sesungguhnya tidak pernah dapat diajarkan, tetapi belajar dari pengalaman.
Orang harus selalu mencintai. Itulah alasan seseorang sebaiknya tidak pernah kawin. ~ Father Robert Capon.
Semua perkawinan itu menyenangkan. Namun hidup bersama sesudahnya-lah yang menyebabkan segala masalah. ~ Raymond Hull.
Istri adalah kekasih gelap lelaki waktu masih muda, teman lelaki waktu berusia separuh baya, dan perawat lelaki waktu sudah tua. ~ Francis Bacon.
Untuk sukses perkawinan dibutuhkan dua orang, dan untuk kegagalan perkawinan hanya diperlukan satu orang. ~ Herbert Samuel.
Perkawinan yang umumnya sangat terjalin dengan cinta dan kesetiaan adalah yang didahului masa perkenalan (pacaran) yang panjang. ~ Joseph Addison.
Ya Allah, Andai semua itu tak layak bagi kami, Maka cukupkanlah permohonan kami dengan ridlo-Mu Jadikanlah kami Suami & Istri yang saling mencintai di kala dekat, Saling menjaga kehormatan dikala jauh, Saling menghibur dikala duka, Saling mengingatkan dikala bahagia, Saling mendoakan dalam kebaikan dan ketaqwaan, Serta saling menyempurnakan dalam peribadatan.
 
Mutiara 1
Hushain bin Muhshan menuturkan bahwa bibinya pernah datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk suatu keperluan. Setelah selesai dari keperluannya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepadanya "Apakah engkau bersuami?" Ia menjawab "Ya", "Bagaimana engkau bersuami ? Ia menjawab "Aku berusaha sekuat tenaga untuk melayaninya dan mentaatinya, kecuali dalam hal-hal yang aku tidak sanggup. "Beliau berkomentar," "Perhatikan baik-baik sikapmu kepadanya karena sesungguhnya ia adalah Syurga dan Nerakamu." (HR. Hakim)

Mutiara 2
Apabila seorang wanita telah menunaikan shalat lima waktu dan berpuasa di bulan Ramadhan, senantiasa mentaati suaminya dan menjaga kemaluannya, niscaya akan dikatakan kepadanya, masuklah kamu ke dalam syurga dari pintu mana saja yang kamu kehendaki. (HR. Ahmad)

Mutiara 3
Ada tiga golongan yang shalatnya tidak diterima dan kebaikannya tidak diangkat ke langit: Pertama, hamba sahaya yang kabur dari majikannya sampai ia kembali dan meminta maaf kepada majikannya. Kedua, seorang istri yang dimurkai suaminya sampai suaminya meridhainya dan ketiga seorang pemabuk sampai ia sadar. (HR. Thabrani dan Ibnu Hibban).

Mutiara memang indah, mahal dan tidak semua wanita mampu memilikinya. Begitu pula dengan mutiara ajaran Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas, tidak semua wanita memahami, menghayati, apalagi mengaplikasikannya dalam kehidupan rumah tangga mereka.

Arus globalisasi sekarang ini telah menyerbu kaum muslimin dalam dan membentuk paradigma mereka segala hal, termasuk gaya hidup dalam berumah tangga. Saat ini untuk menjadi istri yang setia dan konsisten untuk mengaplikasikan mutiara ajaran Rasullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ternyata tidak popular. Sehingga sebagian wanita beranggapan, sudah bukan zamannya lagi memperlakukan suami sebagai junjungan yang harus ditaati, atau istri harus senantiasa meminta izin terlebih dahulu kepada suami untuk melakukan apa yang mau dilakukannya.

Di sisi lain, bukan hal aneh jika sekarang ini kita banyak mendengar rumah tangga muslim mengalami guncangan, keretakan bahkan perceraian. Tentu saja semua orang tidak menginginkan semua ini terjadi pada rumah tangga mereka. Terdapat sejumlah cara untuk mencegahnya yaitu suami istri harus melakukan evaluasi perjalanan rumah tangganya secara berkala, terutama evaluasi tentang orientasi menikah dan membangun rumah tangga. Misalnya, apa sesungguhnya tujuan saya menikah? Apa yang saya harapkan dari pernikahan ini? Model rumah tangga apa yang akan saya bangun? Dan jawaban atas pertanyaan tersebut dapat dijadikan renungan dan penguat dalam menghadapi gelombang dalam rumah tangga. Kemudian setelah itu berusaha memantapkan hati untuk menjalankan rumah tangga dengan mengedepankan ridha dan qona'ah (menerima dan puas dengan pemberian Allah Subahana Wa Ta'ala).

Sebagai seorang muslimah sudah sepatutnya kita ridha atas ketentuan Allah Subhana Wa Ta'ala, dan perlu disadari bahwa ridha atas kepemimpinan suami dalam rumah tangga itu, konsekuensinya adalah taat. Artinya ketaatan seorang istri pada suaminya, pada hakikatnya merupakan satu bentuk ketaatannya kepada ketentuan Allah Subhana Wa Ta'ala. Dalam konteks ketaatan ini tentunya suami berada di jalan yang benar. Untuk melaksanakannya tidak semudah yang dibayangkan, karena ketaatan istri pada suami tidak bisa disesuaikan dengan keinginan kita, misalnya, 'Saya akan taat pada abang dalam hal-hal yang sesuai dengan keinginan saya, tapi kalau tidak, kita masing-masing saja ya bang?'

Mungkin tidak akan menjadi masalah jika keinginan atau perintah suami selaras dengan keinginan kita, tapi kalau tidak diperlukan kelapangan dada, keikhlasan dan pengorbanan untuk dapat mentaati dan melaksanakan perintahnya. Harus kita sadari bahwa kita suami istri mempunyai latar belakang yang berbeda, jadi tidak semuanya harus serba cocok dan klop, ketika memasuki gerbang pernikahan. Oleh karena itu di sinilah pentingnya untuk saling mengenal antara suami dan istri.

Ganjaran ketaatan seorang istri pada suaminya disetarakan dengan ganjaran jihadnya kaum laki-laki, sebagaimana disebutkan dalam hadist Asma bin Yazid yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a. Sekalipun demikian Islam menganjurkan para suami untuk melazimkan musyawarah pada istrinya dalam berbagai persoalan. (QS Al-Baqarah: 233), memperlakukan istri dengan baik sebagai indikator utama akhlak seorang laki-laki. Begitulah Islam tidak menjadikan ketaatan seorang istri sebagai peluang bagi suami untuk menjadi diktator dalam rumah tangganya. Jadi tunggu apalagi, mari taati suami kita dan miliki mutiara-mutiara yang nyaris hilang itu.

Sifat-sifat Istri Shaleh

1]. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ اَلْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوقُ غَضْمًا حَتَّى تَرْضَى

“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257 ).

2]. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.

3]. Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya.
Asma’ bintu Yazid radhiallahu 'anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).”

Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

فَلاَ تَفْعَلُوا، فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِثْلُ الشَّيْطَانِ لَقِيَ شَيْطَانَةً فِي طَرِيْقٍ فَغَشِيَهَا وَالنَّاسُ يَنْظُرُوْنَ

“Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad).

4]. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهَ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهَ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهَ

“Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)

5]. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta‘ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ

“Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)

6]. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:

“Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah bersabda:

لاَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لاَ تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لاَ تَسْتَغْنِي عَنْهُ

“Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia membutuhkannya.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa. Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 289)

7]. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar‘i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا مِنْ رَجُلٍ يَدْعُو امْرَأَتَهُ إِلَى فِرَاشِهِ فَتَأْبَى عَلَيْهِ إِلاَّ كَانَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ سَاخِطًا عَلَيْهَا حَتَّى يَرْضَى عَنْهَا

“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)

إِذَا بَاتَتِ الْمَرْأَةُ مُهَاجِرَةً فِرَاشَ زَوْجِهَا لَعَنَتْهَا الْمَلاَئِكَةُ حَتَّى تَرْجِعَ

“Apabila seorang istri bermalam dalam keadaan meninggalkan tempat tidur suaminya, niscaya para malaikat melaknatnya sampai ia kembali (ke suaminya).” (HR. Al-Bukhari no. 5194 dan Muslim no. 1436).



~::*Laksana Bidadari dalam Hati Suami (Penuh Cinta Kasih)*::~

•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

Penuh Cinta dan Kasih

Allah Ta’ala berfirman,

فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا (36) عُرُبًا أَتْرَابًا (37)

“Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (Qs. Al-Waqi’ah: 36-37)

Ibnul A’rabi berkata, “Al-’Urubu min An-Nisaa’i” ( العرب من النساء) maksudnya wanita yang patuh kepada suaminya dan memperlihatkan cintanya kepadanya.”

Tentang penafsiran ‘urub (عرب ) para ahli tafsir menyebutkan bahwa wanita-wanita tersebut sangat mencintai suaminya, sayang dan manja kepada suami, membuat suami cinta kepadanya, membuat nafsu syahwat suaminya bergelora kepadanya dan membuat suami berdandan karenanya.

Bukhari dalam Shahihnya berkata, ” ‘Uruban (عربا ) adalah wanita yang amat cinta pada suaminya.”

Seorang wanita shalihah cerminan dari pribadi yang penuh kasih dan cinta pada suaminya. Tidak pernah terlintas dalam pikirannya untuk mencintai pria lain…sebagaimana yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Istri-istri kalian akan menjadi penghuni surga yang sangat mencintai, yang jika dia disakiti dan menyakiti maka dia segera datang kepada suaminya, dia letakkan tangannya di atas telapak tangan suaminya, seraya berucap, “Saya tidak dapat tidur sampai engkau meridhaiku.” (HR. Thabrani)

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menganjurkan kepada laki-laki yang akan menikah untuk mencari wanita yang penyayang dan berbelas kasih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Nikahilah wanita yang penyayang dan berpotensi beranak banyak, karena aku akan membanggakan jumlah kalian kepada umat-umat yang lain di hari kiamat” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa’i)

Di antara bentuk cinta dan kasih kepada suami adalah bertutur kata dengan manis, lembut dan mesra, karena manisnya tutur kata wanita dapat memikat dan mempesonakan hati lelaki. Apa engkau tidak ingin kata-katamu laksana tetesan air yang begitu menyejukkan di tengah gurun pasir nan tandus lagi gersang bagi suamimu? Saudariku…sesungguhnya lelaki membutuhkan ketenangan dan ketentraman di dalam jiwanya. Dia membutuhkan terpal yang dapat membuatnya teduh…ke manakah lagi kiranya dia akan mencari keteduhan hati jika tidak pada dirimu?

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Setiap anggota tubuh manusia wajib disedekahi, setiap hari dimana matahari terbit lalu engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah, engkau menolong seseorang yang berkendaraan lalu engkau bantu dia untuk naik kendaraanya atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah ketika engkau berjalan menuju shalat adalah sedekah dan menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Renungkan…perkataan yang baik adalah sedekah, siapakah yang lebih pantas untuk mendapatkan kebaikan kata-katamu yang memikat jika bukan suami yang mendampingi hidupmu?!

Mari kita lihat di antara sifat bidadari yang paling baik adalah gaya bahasa yang memikat saat ia mendekati suaminya, ia menyayangi sebagaimana ibu yang menyayangi anaknya, ia menggoda suaminya dengan parasnya yang cantik jelita.

Bersuara Merdu

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

” Sesungguhnya istri-istri penghuni surga bernyanyi untuk suami-suami mereka dengan suara yang paling bagus yang tidak pernah didengar oleh seorangpun. Di antara lagu yang mereka nyanyikan ialah ‘Kami adalah bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik, istri-istri kaum yang mulia.’ Mereka memandang dengan kegembiraan. Di antara nyanyian mereka lagi ialah ‘Kami kekal tidak akan pernah mati, kami setia tidak akan pernah berkhianat, dan kami bermukim tidak kan pernah bepergian.” (Shahih Al Jami’ Ash-Shaghir)

Sebagaimana manusia tertarik dengan suara yang indah, Allah dengan kekuasaanNya menjadikan suara yang indah dan menggembirakan sebagai salah satu kesenangan surga yang tidak akan sirna dan tak ada habis-habisnya.

Ketika kita melihat pada realita yang ada, tiap manusia dianugrahi warna suara yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, ada yang terlahir dengan suaranya yang syahdu, ada pula yang kurang syahdu. Akan tetapi, pelajaran yang bisa kita petik dari sini yakni, hendaknya kita berusaha memperelok nada bicara kita di depan suami kita. Meskipun suara kita hanya bermodal pas-pasan saja.

Saudariku…Mulailah dari sekarang, karena belum terlambat untuk menjadi laksana bidadari dalam hidup suami. Dengan melihat karakteristik sang bidadari, seharusnya hal tersebut menjadi cermin akhlak bagi setiap wanita dunia. Bidadari adalah makhluk yang tercipta mirip dengan bangsamu, duhai wanita…

Maka dari itu, berusahalah agar engkau bisa meneladani kecantikan akhlaknya, berlombalah, dan bersegeralah dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Wahai orang yang memanggil dan mencari bidadari, agar dapat bercumbu dengannya di taman-taman surgawi
Andaikan kau tahu siapa yang kau seru, tentu kau tak kan diam saja membisu
Andaikan kau tahu di mana dia berada, kau kan berusaha sekuat tenaga
Segeralah dan tapaki jalan menuju ke sana, karena jalan yang kau tempuh tak lama lagi kan tiba
Bercintalah dan berbicaralah dalam kalbu, persiapkan maskawin selagi kau mampu untuk itu
Jadikan puasamu sebagai bekal untuk pertemuan, malam pertama adalah malam yang fitri setelah Ramadhan
Harapkan keindahan dan kecantikannya yang memikat, hampirilah sang kekasih dan jangan kau terlambat!”

Wahai lelaki dunia…
Cintailah istri shalihah yang tiada sempurna
Dengan cinta yang nyaris sempurna*
Menikahinya akan menghantarkanmu bersanding dengan bidadari di surgaNya yang sempurna
 
Pengakuan seorang Suami TELADAN.
taukah kamu kenapa aku bisa tampil baik dan sukses usahaku..., itu semua karena dorongan dan semangat istriku... sungguh sangat berdosa kalau aku harus berselingkuh dengan seseorang yang hanya mengagumiku, karena tau kalo aku sekarang udah sukses...kamu menyukai aku tidak ikhlas, kamu hanya melihat tampilanku semata... padahal ada orang - orang kesayangan di rumah yang telah bersusah payah mendorong aku agar selalu tampil sebaik mungkin, mereka adalah isteri dan anak-anakku tercinta, kalau kamu menyukai aku, artinya kamu tinggal memetik hasilnya, dan cara ini tidak pernah abadi. Taukah kamu bahwa aku memulai ini dari nol dan isteri serta anak2ku yang selalu mendampingiku dikala susah, terpuruk dan sukses seperti ini. Taukah kamu bahwa isteriku yang selalu mendoakan kesuksesanku hingga aku bisa menjadi seperti ini. Kamu memang cantik, tapi hati isteri dan anak-anakku lebih cantik...♥ ♥ (y) Terima kasih, walau bagaimanapun kamu telah mengagumiku.:)..

Jika seorang istri menangis di hadapanmu, itu berarti dia tidak dapat menahannya lagi...Jika kau memegang tangannya saat dia menangis, dia akan tinggal bersamamu sepanjang hidupmu...Jika kau membiarkannya pergi, dia tidak akan kembali menjadi dirinya yang dulu, selamanya! Seorang istri tidak akan menangis dengan mudah, kecuali di depan orang yang sangat dia sayangi, dia akan menjadi lemah!Seorang istri tidak akan menangis dengan mudah, hanya jika dia sangat menyayangimu. Dia akan menurunkan rasa EGO-nya. Wahai suami2, jika seorang istri pernah menangis karenamu, tolong pegang tangannya dengan penuh pengertian. Karena dia adalah orang yang akan tetap bersamamu sepanjang hidupmu disaat kau terpuruk terlalu dalam ... Wahai suami2, jika seorang istri menangis karenamu, tolong jangan menyia2kannya. Mungkin, karena keputusanmu, kau merusak kehidupannya.Saat dia menangis didepanmu, saat dia menangis karenamu. Lihatlah jauh ke dalam matanya.Dapatkah kau lihat & kau rasakan SAKIT yang dirasakannya karenamu ?Pada hari penciptaan PEREMPUAN, Malaikat bertanya kepada TUHAN : "Apakah keistimewaan dari ciptaanMU ini ?".Lalu TUHAN menjawab : "Ada banyak KEISTIMEWAAN yang dimiliki oleh ciptaanKU ini".Dibalik KELEMBUTANnya, dia memiliki KEKUATAN yang begitu dahsyat.TUTUR KATAnya merupakan KEBENARAN.SENYUMANnya adalah SEMANGAT bagi orang yang dicintainya.PELUKAN & CIUMANnya bisa memberi KEHANGATAN bagi anak2nya.Dia TERSENYUM bila melihat temannya tertawa.Dia TERHARU, dia MENANGIS bila melihat KESENGSARAAN pada orang2 yang dikasihinya.Dia mampu TERSENYUM dibalik KESEDIHANnya.Dia sangat GEMBIRA melihat KELAHIRAN, dia begitu sedih melihat KEMATIAN.TETESAN air matanya bisa membawa PERDAMAIAN.Tapi dia sering dilupakan oleh SUAMI karena 1 hal."Apa itu Ya..TUHAN ?.Bahwa "Betapa BERHARGAnya dia"..Sebarkan ini ke SELURUH ISTRI2 yang baik & SUAMI2 yang kamu kenal agar mereka tidak lupa bahwa ISTRI mereka begitu berHARGA.

Pesan Rasulullah SAW untuk para Suami

Jadilah engkau bagi istrimu sebagai seorang ayah, ibu dan saudaranya; karena dia telah meninggalkan ayah, ibu dan saudara-saudaranya dengan mengikutimu.
Karenanya, dia harapkan engkau memiliki kasih sayang seorang ayah, lemah lembut seorang ibu dan pengayom seorang saudara. 

HR Tirmidzi
Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik di antara kalian terhadap keluargaku.

Aisyah berkata,' Rasulullah tidak pernah berkata kotor, berperilaku kasar, membuat gaduh di pasar, dan tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan. Rasulullah adalah sosok pemaaf dan berlapang dada'.

HR Muslim
Berpesanlah kepada wanita (istri) dengan kebaikan. Karena mereka adalah penolong di sisi kalian, mereka kalian ambil dengan amanat dari Allah dan kalian menghalalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah.

Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, Dia tidak akan lurus untukmu di atas satu jalan. Jika engkau bersenang-senang dengannya, maka engkau bisa melakukannya. Namun dalam dirinya ada kebengkokan. Bila engkau paksakan untuk meluruskannya maka engkau akan mematahkannya, dan patahna itu adalah menceraikannya.

Janganlah seorang mukmin membenci wanita yang beriman. Jika ia membenci salah satu perangainya maka masih ada perangai lain yang menyenangkannya.

Rasulullah bersabda,'Satu dinar yang kamu belanjakan untuk menafkahi keluargamu, lebih besar pahalanya dari dinar yang kamu keluarkan untuk peperangan di jalan Allah, memerdekakan budak, dan memberi sedekah kepada orang miskin'.

Diriwayatkan dari Abi Sa'id al-Khudri, Rasulullah saw bersabda,'Sesungguhnya manusia paling buruk tempatnya di sisi Allah pada Hari Kiamat adalah suami yang mendatangi istrinya dan istrinya mendatanginya (berhubungan intim) lalu dia sebarkan rahasianya.

HR Bukhari - Muslim
Berpesan baiklah terhadap para wanita, karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok ialah yang paling atas.
Jika engkau memaksa meluruskannya, maka akan patah dan jika engkau membiarkannya pasti akan tetap bengkok, oleh karenanya berpesan baiklah terhadap para wanita.

HR Ahmad
Aisyah berkata,'Rasulullah sekalipun tidak pernah memukul seorang pembantu, wanita atau siapa pun dengan tangan beliau kecuali saat berperang di jalan Allah. Bila diberi pilihan, Rasulullah Memilih yang paling mudah selama tidak membawa dosa. Jika berakibat dosa, sungguh Rasulullah adalah orang yang paling menjauhinya. Rasulullah tidak pernah dendam kecuali terhadap seseorang yang menodai agama Allah.

HR Muslim dan Ahmad
Aisyah juga pernah meriwayatkan,'Jika Rasulullah mengambil secangkir air untuk minum lalu aku meminumnya --padahal waktu itu aku sedang haid--, Rasulullah juga meminum air tersebut di bagian bekas mulutku. Dan jika aku memakan sepotong daging, Rasulullah juga memakannya di bagian bekas gigitanku itu'.

Aisyah meriwayatkan,'Pada suatu hari Rasulullah saw berkata kepadaku,'Wahai A'isy, Jibril menyampaikan salam untukmu'.

HR an-Nasa'i dan Ibnu Hibban)
Rasulullah saw bersabda,'Sesungguhnya cemburu itu ada yang dibenci Allah, yaitu cemburu suami kepada istrinya tanpa alasan yang pasti'.

Muttafaq'alaih
Allah mencintai seorang suami yang bangun di malam hari dan melakukan shalat malam, lalu membangunkan istrinya sehingga dia (ikut) shalat, dan jika dia enggan (bangun) dia memercikkan air ke wajahnya.
Dan Allah mencintai istri yang bangun di malam hari, lalu shalat, dan membangunkan suaminya, dan jika enggan dia memercikkan air ke wajahnya.

HR Abu Dawud
Mu'awiyah bin Haidah berkata,'Aku pernah bertanya kepada Rasulullah,'Apa hak istri terhadap suaminya?' Rasulullah menjawab,'Memberi makan jika kamu makan, memberi pakaian jika kamu berpakaian, jangan memukul wajah, jangan menghina, dan jangan pula meninggalkan istri kecuali dia tetap berada di rumahnya'.

sumber: Story of the great husband: Muhammad ( Hasan bin Ahmad Hasan Hamam)
Reactions: 
























































































Pengorbanan Istri Yang Sering Tidak Disadari Suami

Wanita adalah karunia terindah yang ada dan penting di dunia, tapi banyak perjuangan dan pengorbanan wanita tidak di ketahui Pria.
1. Ketika suami menikah lagi, dan perempuan berusaha menerima (karena alasan ekonomi atau agama atau alasan apapun), ia akan duduk sendiri di setiap malam dalam gelap kamar saat suaminya tengah mendekap mesra seorang perempuan lain di ranjang lain. Ia akan (mungkin) menangis karena terluka, tapi demi anak-anak ia akan berusaha menerimanya dengan sabar
2.Sebagai istri ia siap mengorbankan impian-impiannyademi mengurus suami (yang kadang bersifat kekanak-kanakan dan minta diurus) dan anak-anak yang bandel.
3.Ketika suami mencela masakannya, ia akan bersusah payah belajar masak dari siapapun untuk bisa menghidangkan makanan dengan rasa terbaik pada suami dan anak-anaknya.
4. Ia bekerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Jam kerjanya tak berbatas. ia bangun ketika siapapun di rumah belum bangun, mulai bekerja, memasak,membersihkan rumah, mencuci pakaian, lalu mengurus suami sebelum pergi kerja, mengurus anak-anak berangkat sekolah, ketika pakaian kering di jemuran ia akan mengangkatnya, dan menyetrika dengan rapi.
5. Kemudian setelah begitu capek mengurus rumah tangga, malam giliran memenuhi ini itu suaminya. Mulianya seorang istri adalah: tukang masak, tukang cuci, cleaning service, babu dan wanita penghibur digabung jadi satu
6. Ketika suaminya menginginkan punya anak 4,5,6 atau 9 orang, ia sebagai istri harus siap menderita mengandung anak dan bertarung nyawamelahirkannya. Suami kadang gak terlalu paham penderitaan macam begini karena mereka tidak mengalaminya
7. Meski laki-laki tak paham benar, tapi Allah Maha Mengerti, karena itulah ia memberi reward pada pengorbanan perempuan. Bagi yang meninggal karena melahirkan anak, Tuhan langsung memberinya surga. Bagi istri yang setia bekerja mengurus rumah tangganya, dengan sabar dan ikhlas, maka silahkanlah ia masuk surga dari pintu mana saja ia suka.

NASEHAT RASULULLAH | NASIHAT UNTUK PARA SUAMI

1. Memberikan mahar kepada istri
“Berikanlah mahar kepada wanita yang kalian nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan”.(An-Nisa`:4)

“…berikanlah kepada istri kalian maharnya dengan sempurna sebagai suatu kewajiban”.(An-Nisa`:24)
“Lihatlah apa yang bisa engkau jadikan mahar dalam pernikahanmu, walaupun hanya cincin dari besi”. (HR. Bukhari-Muslim)
2. Menjadi pelindung dan pemimpin bagi istri
“Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dan hartanya”. (Q.S. An-Nisa:34)
3. Berlemah-lembut dalam memperlakukan, mendidik dan memimpin istri
“Bergaullah kalian dengan para istri secara patut. Bila kalian tidak menyukai mereka maka bersabarlah karena mungkin kalian tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”. (An-Nisa`: 19)
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah dia mengganggu tetangganya, dan perlakukanlah wanita dengan baik. Sebab, mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, dan sesungguhnya bagian tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika engkau bermaksud meluruskannya, maka engkau akan mematahkannya dan jika engkau membiarkannya, maka ia akan tetap bengkok. Oleh karena itu, perlakukanlah wanita dengan baik”. (HR. Al-Bukhari Muslim)
4. Memberikan nafkah kepada istri
“Hendaklah orang yang diberi kelapangan memberikan nafkah sesuai dengan kelapangannya dan barangsiapa disempitkan rizkinya maka hendaklah ia memberi nafkah dari harta yang Allah berikan kepadanya”. (Ath-Thalaq: 7)
“Bertakwalah kepada Allah dalam perihal wanita. Karena sesungguhnya kalian mengambil mereka dengan amanat Allah dan dihalalkan atas kalian kemaluan mereka dengan kalimat Alah. Maka hak mereka atas kalian adalah memberi nafkah dan pakaian kepada mereka dengan cara yang ma’ruf”. (HR. Muslim)
“Engkau beri makan istrimu apabila engkau makan, dan engkau beri pakaian bila engkau berpakaian. Janganlah engkau memukul wajahnya, jangan menjelekkannya, dan jangan memboikotnya (mendiamkannya) kecuali di dalam rumah”. (HR. Abu Dawud)
“Ketahuilah, kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian dan mereka pun memiliki hak terhadap kalian. Hak kalian terhadap mereka adalah mereka tidak boleh membiarkan seseorang yang tidak kalian sukai untuk menginjak permadani kalian dan mereka tidak boleh mengizinkan orang yang kalian benci untuk memasuki rumah kalian. Sedangkan hak mereka terhadap kalian adalah kalian berbuat baik terhadap mereka dalam hal pakaian dan makanan mereka”. (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
“Seseorang sudah cukup berdosa bila menyia-nyiakan siapa yang wajib diberinya makan”. (HR. Muslim)
5. Tidak menyebarkan aib istrinya
“Manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari Kiamat adalah laki-laki yang ‘mendatangi’ istrinya, dan wanita itu pun ‘mendatangi’ suaminya, kemudian ia menyebarkan rahasia istrinya”. (HR. Muslim)
6. Berbuat baik (ma’ruf) dan sabar terhadap istri
“Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajiban mereka menurut cara yang ma’ruf”. (Al-Baqarah: 228)
“Kaum mukmin yang paling sempurna keimanannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan sebaik-baiknya kalian ialah yang terbaik kepada istri-istrinya”. (HR. At-Tirmidzi)
“Islam itu mempunyai tanda dan petunjuk jalan,” dan seterusnya…, di antaranya disebutkan, “Engkau memberi salam kepada keluargamu ketika menemui mereka dan engkau memberi salam kepada sautu kaum ketika melewati mereka. Siapa yang meninggalkan sesuatu dari hal itu, maka dia telah meninggalkan satu bagian dari Islam. Dan siapa yang meninggalkan semuanya, maka ia telah berpaling dari Islam”. (HR. At-Tirmidzi)
“Barang siapa -diantara para suami- bersabar atas perilaku buruk dari istrinya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepada Ayyub a.s atas kesabarannya menanggung penderitaan. Dan barang siapa – diantara para istri – bersabar atas perilaku buruk suaminya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepada Asiyah, istri fir’aun”. (HR. Nasa`i dan Ibnu Majah)
7. Membantu istri untuk taat kepada Allah SWT, menjaganya dari api neraka, dan memberikan pengajaran agama
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu….” (At-Tahrim: 6)
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya. Penguasa yang memimpin atas manusia adalah pemimpin dan ia akan ditanya tentang mereka dan seorang pria adalah pemimpin atas keluarganya, dan ia akan ditanya tentang mereka”. (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Abu-Dawud, Ahmad)
“Semoga Allah merahmati seorang pria yang bangun malam untuk shalat dan membangunkan isterinya untuk shalat. Jika istrinya menolak, maka ia memercikkan air ke wajahnya. Dan semoga Allah merahmati seorang wanita yang bangun malam untuk mengerjakan shalat dan embangunkan suaminya untuk shalat. Jika suaminya menolak, maka ia memercikkan air ke wajahnya”. (HR. An-Nasa’i)
8. Suami berhak cemburu dan menjaganya
“Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan putri-putrimu serta wanita-wanita kaum mukminin, hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbab mereka di atas tubuh mereka. Yang demikian itu lebih pantas bagi mereka untuk dikenali (sebagai wanita merdeka dan wanita baik-baik) hingga mereka tidak diganggu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Penyayang”. (Al-Ahzab: 59)
“Katakanlah kepada wanita-wanita mukminah: ‘Hendaklah mereka menundukkan sebagian pandangan mata mereka dan menjaga kemaluan mereka…” (An-Nur: 31)
“… janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang biasa tampak darinya (tidak mungkin ditutupi). Hendaklah pula mereka menutupkan kerudung mereka di atas leher-leher mereka dan jangan mereka tampakkan perhiasan mereka kecuali di hadapan suami-suami mereka, atau ayah-ayah mereka, atau ayah-ayah suami mereka (ayah mertua), atau di hadapan putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau di hadapan saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka (keponakan laki-laki), atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau di hadapan wanita-wanita mereka..” (An-Nur:31)
Dalam khutbah haji wada’ Rasulullah SAW berpesan kepada umatnya tentang banyak hal. Salah satunya adalah mengenai hidup berumah tangga. Rasulullah SAW berpesan:
“Ingatlah, berilah pesan yang baik terhadap istri kalian. Sesungguhnya mereka memerlukan perlindunganmu. Sedikitpun kamu jangan berbuat kejam kepada mereka. Janganlah berbuat sesuatu yang melampaui batas kepada mereka, kecuali telah nyata bahwa mereka melakukan kejahatan. Jika memang mereka melakukan kejahatan, janganlah kamu menemui mereka di tempat tidur. Jika engkau telah memisahkan mereka dari tempat tidurmu, mereka masih tidak merasa bersalah, maka pukullah mereka dengan pukulan yang ringan yang tidak melukai. Bila mereka taat, janganlah berlaku keras terhadap mereka”.
“Ingatlah, sesungguhnya istrimu mempunyai hak terhadap kalian para suami. Hak kalian terhadap istrinya adalah melarang mereka mengizinkan masuk seseorang yang tidak kamu sukai kedalam kamarmu dan tidak mengizinkan masuk orang yang tidak kamu sukai ke dalam rumahmu. Hak mereka atas kamu adalah kamu pergauli mereka dengan cara yang baik, tidak memukul mukanya, tidak boleh menjelek-jelekkannya dan memenuhi segala kebutuhan mereka terutama makanan dan pakaian serta tidak boleh mendiamkannya kecuali di dalam rumah”. (HR Abu Daud dan At Tirmidzi)
Dalam kesempatan lain Rasulullah saw bersabda, “Ingatlah, orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik budi pekertinya. Orang yang paling baik budi pekertinya adalah yang paling baik perlakuannya terhadap istrinya” (HR At Tirmidzi)
“Janganlah seorang mukmin memarahi istrinya ataupun seorang wanita beriman. Jika tidak suka terhadap salah satu sifatnya, maka pasti ada sifat lainnya yang menyenangkan. Dunia ini adalah suatu kesenangan yang sementara, dan sebaik-baik kesenangan di dunia adalah wanita yang shalehah” (HR Muslim)***

Wahai Suami, Dengarlah Cerita Isterimu!




~Umumnya kita segera pulang ke rumah usai kesibukan kerja di kantor yang sangat menguras tenaga. Ada juga dikalangan kita yang pulang ke rumah hanya sekedar ganti baju, lalu kembali ke lapangan olah raga, berkumpul dengan teman geng,  atau teman-teman perkumpulan.
Tak kurang sebagaian dari kita yang pulang dan menyegerakan mandi dan menuju halaman untuk mengurus tanaman atau hewan piaraan kesayangan.
Saat kita pulang,  hanya anak-anak terlihat menyambut di pintu. Sementara isteri yang "full time house wife" itu masih melanjutkan kesibukannya yang sangat padat sejak pagi; melipat baju, menyetrika, membersihkan halaman atau mengepel lantai.
Tak nampak ada drama seperti layaknya di sinetron, bagaimana istri menyambut dan menyediakan minuman untuk suaminya, sambil suami merebahkan badan di sofa empuk "italian set" nya.
Bagi isteri yang juga wanita karir, berharap pulang secepatnya. Sepanjang perjalanan berharap agar badan segera berada di depan pintu. Namun ketika tiba di rumah, masing-masing ternyata masih juga dengan urusannya sendiri.  Alangkah ruginya kita menpunyai pasangan yang halal tetapi hubungan kita seperti "bukan muhrim", seolah bukan suami-istri.
Sudah lebih delapan jam lamanya kita meninggalkan rumah dan sibuk berjibaku dengan urusan kantor, masih pula ditambah dengan hubungan yang hambar di rumah. Tentu tak ada yang kita nikmati keindahan berkeluarga. Sebagaimana kata-kata hikmah yang mengatakan,  "Rumahku Syurgaku".
Mengapa bisa terjadi demikian? Mari kita lihat bersama. Saat masih baru menikah, istri kita selalu menyambut tepat di depan pintu dengan senyum manisnya dan memimpin kita ke kursi bahkan ke bilik tidur. Saat-saat itu, tak lupa ia bercerita banyak hal tentang peristiwa-peristiwa yang dialami sepanjang hari.
Macam-macam ceritanya. Kadang tak terlalu penting untuk kita dengar.  Tetapi, saat itu kita dengan rela menyediakan waktu secara seksama mendengarkannya.  Bahkan dengan penuh perasaan. Tetapi, kebiasaan seperti itu terjadi ketika masih menikmati awal keindahan pernikahan. Tetapi seiring waktu berlalu, semuanya itu hanya tinggal kenangan.
Wahai suami-suami yang dimuliakan,
Memang kita lebih sibuk dari dia. Boleh jadi kita lebih banyak memikirkan masalah. Bahkan mungkin jauh lebih berat dari dia. Entah urusan masyarakat, politik sampai negara. Memang rasanya malas mendengar ceritanya, apalagi jika itu hanya urusan-urusan kecil.Tetapi, pernahkah kita pikirkan hasilnya jika kita mendengar barang sekejab saja saat kita sampai di rumah?
Bahkan ketika di masa awal pernikahan dulu,  di saat kita terbiasa menjadi pendengar yang baik, meluangkan waktu sekedar lima menit untuk mendengar ceritanya, rasanya ada energi yang ia peroleh. Bahkan mengangguk-angguk dan berpura-pura setuju atas semua ceritanya  membuat suasana seperti lain. Dia seolah merasakan satu-satunya orang yang beruntung dan paling bergembira hari itu.
Suasana ini otomatis akan berbalas dengan perasaan nyaman baginya. Tentusaja berakibat pada pelayanan dan belaian kasih mesra. Kusut-masai selama separoh harinya yang ia gunakan untuk membersihkan lantai, merapikan rumah dan memasak menu kegemaran kita, akan terurai hanya sekejab atas kesanggupan kita mendengarnya senua cerita ‘tidak pentingnya’ itu.
Tak butuh waktu lama wahai para suami, hanya lima menit saja yang perlu kita luangkan untuknya, tetapi dampaknya 24 jam untuk hari berikutnya. Begitulah seharusnya kita jaga harmonisasi ini.
Niatkan di hati kita untuk mendengar ceritanya saat di rumah. Jika kurang begitu penting, hindarilah singgah untuk membuang waktu yang sesungguhnya milik keluarga. Apalagi nongrong di cafe, makan dan minum dengan rekan kantor atau teman yang hanya akan menyebabkan perasaan isteri kita terluka.
Ingatlah, ia telah berusaha semaksimal mungkin menarik hatimu, namun ketika engkau sampai di rumah semuanya seolah kita tak perlu pelayannya. Apalagi ketika pulang, dirimu sudah dalam keadaan kenyang dan dia hanya melewatkan masa-masa indah makan bersama itu sendirian.
Tak ada salahnya bertanya hal-hal remeh padanya, "Ada berita baik apakah hari ini?" dan dengarkan apa yang ingin ia keluhkan. Yakinlah, sebulan saja kita amalkan, istri mu akan kembali bangkit energinya.
Tak lama, istri dan anakmu telah siap menyambut di depan pintu dengan senyumannya yang menggoda. Tentu saja yang beruntung bukan orang lain, tapi dirimu juga.*


99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman
01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;
02. Sabar apabila mendapat kesulitan;
03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;
04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;
06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08. Jangan usil dengan kekayaan orang;
09. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang;
10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan;
11. Jangan tamak kepada harta;
12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan;
13. Jangan hancur karena kezaliman;
14. Jangan goyah karena fitnah;
15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;
17. Jangan sakiti ayah dan ibu;
18. Jangan usir orang yang meminta-minta;
19. Jangan sakiti anak yatim;
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
23. Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu;
24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;
25. Biasakan shalat malam;
26. Perbanyak dzikir dan do’a kepada Allah;
27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;
28. Sayangi dan santuni fakir miskin;
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
30. Jangan marah berlebih-lebihan;
31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;
33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;
36. Jangan percaya ramalan manusia;
37. Jangan terlampau takut miskin;
38. Hormatilah setiap orang;
39. Jangan terlampau takut kepada manusia;
40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;
41. Berlakulah adil dalam segala urusan;
42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;
44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
45. Perbanyak silaturrahim;
46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
47. Bicaralah secukupnya;
48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;
49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;
50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur;
51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;
52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;
53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;
54. Hormatilah kepada guru dan ulama;
55. Sering-sering bershalawat kepada nabi;
56. Cintai keluarga Nabi saw;
57. Jangan terlalu banyak hutang;
58. Jangan terlampau mudah berjanji;
59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;
60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak berguna;
61. Bergaul lah dengan orang-orang soleh;
62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;
63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;
64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
66. Jangan membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya;
67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.
70. Jangan melukai hati orang lain;
71. Jangan membiasakan berkata dusta;
72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;
73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;
75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
76. Jangan membuka aib orang lain;
77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;
78. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;
79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
80. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;
81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa dan negara;
82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;
83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;
84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
85. Hargai prestasi dan pemberian orang;
86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;
87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.
88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;
89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisikal atau mental kita menjadi terganggu;
90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;
91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;
93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;
94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;
95. Sambutlah huluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;
96. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;
97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;
98. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan merusakan;
99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang
“Sebarkanlah walau satu ayat pun” (Sabda Rasulullah SAW) “Nescaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (Surah Al-Ahzab:71)

Cinta Seorang Suami (Kisah yang sangat menyentuh)


Pernikahan itu telah berjalan empat (4) tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik: “kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?”. Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi berisik.

Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak.

Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan ucapan: Alhamdulillah.

Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.

Sang suami berkata kepada sang dokter: “Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apa-apa.

Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran. Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.

Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata: “… Oooh, kamu –wahai fulan- yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk sembuh.

Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata: inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah Ta’ala.

Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara.

Lima (5) tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata kepada suaminya: “Wahai fulan, saya telah bersabar selama Sembilan (9) tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata:” betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama Sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan”. Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya.

Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata: “istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … dan mesti …”. Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah di hadapannya.

Akhirnya sang istri berkata: “OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih”. Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.

Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal. Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya: “Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …”. Sang istri pun bad rest di rumah sakit.

Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata: “Maaf, saya ada tugas keluar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja”. “Haah, pergi?”. Kata sang istri. “Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat”. Kata sang suami.

Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri. Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur.
Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya: “Suami apa an dia itu, istrinya operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi”.

Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang kelelahan.

Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut.

Dan subhanAllah …

Setelah Sembilan (9) bulan dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para tetangga.

Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari’ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari ‘Ashim.

Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan. Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanya dan membacanya.

Hampir saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dengan menangis pula.

Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama sekali.
 

26 Dosa Istri Kepada Suami dan 32 Dosa Suami Kepada Istri

“Kesediaan diri untuk mengintrospeksi diri, meminta maaf dan saling menasehati merupakan mutiara berharga yang telah hilang dari rumah tangga kita. Betapa keharmonisan akan terwujud dan kebaikan akan memadati rumah tangga kita bila sepasang suami istri mau saling menasehati dan saling memaafkan kesalahan pasangannya.”

Salah satu sikap positif yang harus dikembangkan dalam kehidupan rumah tangga adalah kesediaan untuk selalu mengintrospkesi diri dan meminta maaf bila melakukakn kesalahan. Kelapangan hati untuk mau mengakui semua kesalahan dan meminta maaf kepada pasangan hidupnya menjadi energy digdaya untuk mengharmoniskan hubungan suami-istri.
Sehingga, diantara suami-istri tidak terjadi ganjalan perasaan dan ketidakpuasan yang terpendam yang bisa mengganggu kemesraan dan keindahan hidup berumah tangga.
Kebahagiaan dan ketenangan hidup terwujud dengan adanya hubungan pernikahan yang bahagia. Dan, kebahagiaan pernikahan itu terwujud bila suami istri memiliki agama yang benar, akal yang sehat, dan akhlak yang mulia. Ditambah lagi dengan cinta yang tulus, saling memenuhi hak, dan masing-masing menasihati pasangannya.

Bila masing-masing suami istri menunaikan kewajibannya secara sempurna sesuai dengan kesanggupannya, maka kebahagiaan dan kegembiraan akan terwujud, problematika akan hilang atau paling tidak berkurang. Kondisi ini sangat berpengaruh pada kebaikan keluarga dan kekuatan umat.
Dalam tulisan ini, penulis mengangkat beberapa penjelasaan dari karya  Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd  dalam bukunya berjudul; 26 dosa istri dan 32 dosa suami yang meletarbelakangi beberapa kesalahan dan dosa yang mungkin istri dan suami lakukan.
Menyebutkan kesalahan bukan berarti kesalahan tersebut mencakup seluruh istri begitupun kepada suami. Di antara mereka ada yang memiliki banyak kebaikan dan sedikit kekurangan. Juga tidak bermaksud agar suami istri menjadikan kesalahan tersebut sebagai media untuk menghitung-hitung aib istri dan suami.

Mengintip Dosa Istri

26 Dosa Istri Kepada Suami:
1. berlebihan dan menuntut kesempurnaan
2. kurang memperhatikan orang tua suami
3. kurang mempercantikkan diri di hadapan suami
4. banyak berkeluh kesah dan kurang bersyukur
5. mengungkit ungkit kebaikan kepada suami
6. menyebarkan masalah rumahtangga kepada orang lain
7. kurang memperhatikan posisi dan status sosial suami
8. kurang membantu suami dalam kebajikan dan ketakwaan
9. membebani suami dengan banyak tuntutan
10. membuat suami risau dengan banyak menjalin hubungan
11. bersikap nusyuz terhadap suami
12. menolak ajakan suami berhubungan badan
13. lalai dalam melayani suami
14. memasukkan orang yang tidak diizinkan suami de dalam rumahnya
15. keluar dari rumah tanpa izin suami
16. menaati suami dalam kemaksiatan kepada Allah swt
17. cemburu berlebihan terhadap suami
18. buruknya perilaku isteri bila suamiberpoligami
19. lalai dalam mendidik anak-anak
20. kurang perhatian terhadap keadaan dan perasaan suami
21. menyebarluaskan rahsia tempat tidur
22. isteri mendeskripsikan seorang perempuan kepada suami
23. menggugat kepimpinan suami
24. isteri yang ikhtilah dan tabarruj di hadapan kaum laki-laki
25. kurang setia terhadap suami
26. kurangnya ketakwaan kepada Allah setelah berpisah dari suami

Mengintip Dosa Suami

32 Dosa suami kepada Istri

1. Lalai Berbakti kepada orang tua setelah menikah
2. Kurang serius dalam mengharmonisasikan antara istri dan orang tua
3. Ragu dan buruk sangka kepada istri
4. Kurang memiliki sikap cemburu terhadap istri
5. Meremehkan kedudukan istri
6. Melepaskan kendali kepemimpinan dan  menyerahkannya kepada istri
7. Memakan Harta istri secara batil
8. Kurang semangat dalam mengajari istri ajaran-ajaran agamanya
9. Bersikap pelit terhadap istri
10. Datang secara tiba-tiba setelah lama pergi
11. Banyak mencela dan mengkritik istri
12. Kurang berterima kasih dan memotivasi istri
13. Banyak bersengketa dengan istri
14. Lama memutus hubungan dan meninggalkan istri tanpa sebab yang jelas
15. Sering berada di luar rumah dan jarang bercengkrama dengan keluarga
16. Interaksi yang buruk dengan istri
17. Tidak menganggap penting berdandan untuk istri
18. Kurang perhatian terhadap Doa yang dituntun ketika menggauli istri
19. Kurang memperhatikan Etika, Hikmah dan Hukum hubungan badan
20. Menyebarkan rahasia ranjang
21. Tidak mengetahui kondisi biologis perempuan
22. Menggauli istri ketika haid
23. Menggauli istri pada duburnya
24. Memukul istri tanpa alasan
25, Kesalahan tujuan poligami
26. Tidak bersikap Adil antara beberapa istri
27. Terburu-buru dalam urusan Talak
28. Tidak mau mentalak, padahal sudah tdk mungkin ada perbaikan dan kecocokan
29. Mencela istri setelah berpisah dengannya
30. Menelantarkan anak-anak setelah mentalak istri
31. Kurang setia terhadap istri
32. Kurang puas dan selalu melirik perempuan lain
 Hati-hati buat para suami!

Demikianlah yang dapat penulis berikan sebagai penjelasan singkat  kepada pembaca.

MARILAH KITA SAMA2 INSTROSPEKSI DIRI,..
KITA HIDUP CARI NYAMAN,AMAN,TENTRAM ,MENUJU SURGAMU YA RABB,...