Minggu, 10 Maret 2013

Belajar dari sebuah kegagalan memahami perbedaan

Kadang kita tidak menyadari bahwa kita lebih sering menilai orang lain dari pada menilai diri sendiri.
Padahal masih banyak yang harus kita gali dari kesalahan diri sendiri dari pada menggali kesalahan orang lain. Perbedaan suku juga seharusnya menjadikan kita bertambah wawasan tuk bisa mengenal kepribadian orang lain tuk dijadikan bahan rujukan menggali kekurangan dan kelebihan diri bukan malah menuntut orang untuk ikut dengan adat istiadat kita seakan-akan adat istiadat kitalah yang paling bagusnya. Padahal kalau dipadu-padankan justru akan semakin memperindah kepribadian kita...walaupun terkesan aneh menurut sebagian orang yang belum paham. Sama seperti kita minum jus yang di mix gitu...contohnya jus wortel dan terong belanda....sepertinya enak juga kalau di mix karena aroma wortel yg kurang enak bisa jadi hilang karena bercampur dengan aroma terong belanda bahkan rasanya jadi enak dan manfaatnya juga jadi bertambah. Jujur saja kalau kita hanya membiasakan diri berteman dengan hanya dengan orang yang satu suku dengan kita, kudu seagama saja lha.. hanya segitulah wawasan kita. Sehingga bila kita bertemu dengan yang beda kita malah merasa jadi aneh, asing dan bingung bahkan bisa sampai-sampai kita mencurigai orang itu habis-habisan..apalagi kalau kita sampai bertemu dengan orang luar negeri....wah ....maybe kita stressnya luar biasa. jadi dari cerita ini, dan aku mengambil dari pengalamanku selama diperantauan aku bersyukur bisa mengenal dan bisa akrab dengan orang-orang dari banyak suku dan beda negara...mengambil hal positif dari mereka dan membuang yang negatifnya...karena intinya semuanya sama..ada plus minusnya...tapi tinggal bagaimana kita bisa berbagi dan saling mengerti kekurangan dan bisa saling memperbaikinya sehingga bisa jadi sebuah kelebihan yang luar biasa....ibarat kayu saja..kalau dilihat ketika masih jadi pohon nggak kebayang bisa jadi kursi...dan macam-macam bentuk lainnya. kayu itu dipotong di amplas sampai berkita dan didesain terus sampai jadi sebuah bentuk ...di cat ...kemudian jadi bentuk yang indah...aslinya tetap aja kayu...apalagi kayu jati yg keras...itu justru dicari orang karena kokoh kayunya jadi bs tahan lama. So,...bukankah kita harus belajar dari sebuah kata perbedaan karakter..baik itu dalam pergaulan bahkan hidup berumah tangga. Sehingga tidak akan ada yg namanya kompetisi yg tidak sehat/tidak sportif, perceraian bahkan kekerasan dalam rumah tangga. Mulai dari sekarang kita ambil hikmahnya dari kegagalan masa lalu tuk belajar memaknai sebuah perbedaan suku, karakter kepribadian dan kita jangan menuntut kesempurnaan dari seseorang tapi belajar bersama tuk menjadikannya lebih baik dan tampak sempurna. Terimakasih sudah membaca ini semoga aku bisa belajar dan memulai hidup lebih baik tuk masa depan. Jazakumullah

0 komentar:

Posting Komentar